TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak dioperasikan pada 13 Juni 2015, indeks kecelakaan atau accident rate di Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) terus menunjukkan tren penurunan.
Direktur Operasional PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Rinaldi mengungkapkan, pada tahun pertama operasional, jumlah kecelakaan di tol sepanjang 116,75 kilometer ini sebanyak 120 kasus.
Setahun berikutnya menyusut menjadi 100 kasus, kemudian 110 kasus pada 2017. Dan tahun 2018 hanya 75 kasus. "Tahun ini kami harapkan jumlah kecelakaan dapat turun lagi menjadi hanya 70 kasus," kata Rinaldi saat Tur Inspirasi Astra Tol Trans-Jawa, Minggu (24/2/2019).
Meski turun, kata Rinaldi, kecelakaan di atas 70 kasus itu masih mengkhawatirkan. Pihaknya akan terus mengupayakan penambahan fasilitas menyangkut keamanan dan keselamatan berkendara di Tol Cipali.
Di antaranya memasang lima lampu strobo di titik-titik rawan kecelakaan, tali baja atau wire rope dan juga rumble strip agar pengendara tetap terjaga selama berkendara.
Baca: Kendaraan Golongan II-V yang Lintasi Tol Cipali Tumbuh 62 Persen
Wakil Direktur PT LMS Firdaus Azis menambahkan, Tol Cipali merupakan titik lelah bagi pengendara yang berasal dari timur Pulau Jawa menuju Jakarta.
"Oleh karena itu, kecelakaan terjadi sebagian besar berada di Jalur B arah Jakarta. Kecelakaan disebabkan lalainya pengemudi. Karena itu banyak terjadi kasus tabrak belakang," timpal Fridaus.
Terdapat lima titik rawan kecelakaan yang perlu diwaspadai pengemudi yakin di KM 80, KM 115, KM 129, KM 137, dan KM 142.
Untuk memberikan penanganan kecelakaan dan hal-hal yang tidak diinginkan secara tepat dan cepat, LMS telah memasang kamera pengawas dan CCTV 43 unit. "Untuk saat ini yang telah beroperasi 18 unit termasuk di 8 rest area," tuntas Rinaldi.