TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membandingkan biaya konstruksi infrastruktur antara negara satu dengan negara lain tidak bisa dilakukan begitu saja.
Sebab, ada banyak faktor yang memengaruhi besar kecilnya investasi.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengungkapkan hal tersebut saat berbincang dengan sejumlah awak media di kantornya, Senin (25/2/2019).
Pada proyek jalan tol, misalnya, jangankan membandingkan antar negara, biaya konstruksi antara daerah satu dengan daerah lain saja bisa memiliki perbedaan.
"Misalnya, kalau kita bilang jaringan jalan tol di Filipina atau jaringan berbayar di Thailand yang relatif daerahnya datar sehingga cost of construction relatif murah," kata Danang.
Pembangunan infrastruktur di Indonesia, sebut dia, relatif lebih mahal dibandingkan dengan negara lain karena adanya faktor geografis yang cukup sulit.
Baca: BPJT Stop Proyek Tol Jakarta-Cikampek Selama Musim Liburan Natal
Dengan demikian investor harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk dapat merealiasikan pembangunan jalan tol di Tanah Air.
"Terbukti kalau bicara tarif, tarif kan refleksi dari nilai investasi, kita punya tarif yang harganya Rp 240 per kilometer, kita juga punya tarif dengan harga Rp 1.500 per kilometer, itu menunjukkan tingkat kesulitan pembangunan memang tidak sama. Dan di negara kita variabilitas lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain," tutur Danang.
Daripada membandingkan biaya konstruksi, Danang menilai, lebih tepat bila membandingkan manfaat yang dirasakan dari pembangunan proyek infrastruktur itu sendiri.
Misalnya, dengan pembangunan jalan tol di suatu wilayah, seberapa besar keberadaannya memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Ini yang sedang sempat dikembangkan dan kita ingin mendorong tol yang lebih banyak memberikan dampak terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat," tandasnya.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut, biaya pembangunan infrastruktur pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih mahal dibandingkan negara-negara lain.
Proyek yang dimaksud Ketua Umum Partai Gerindra itu adalah jalan tol, light rail transit (LRT), hingga kereta api. Menurut dia, biaya pembangunan proyek-proyek tersebut dua kali lebih mahal dibandingkan negara tetangga.
"Yang dilaksanakan di Vietnam, Thailand, di Malaysia, di Maroko, semua itu dua kali lebih efisien, dua kali lebih mruah, rata-rata dari Indonesia," kata Prabowo saat debat Pilpres 2019 putaran kedua di Hotel Sultan, Minggu (18/2/2019) lalu.