TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Astra Otoparts Tbk (AOP) siap mendukung program pemerintah atau Kementerian Kesehatan dalam peningkatan produksi alat kesehatan (alkes) dalam negeri.
Apalagi, saat ini peredaran alkes produk lokal masih kalah bersaing dengan produk impor yang sudah bertahun-tahun menguasai pasar.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada tahun 2023 terdapat 1.549 jenis produk alkes impor beredar di Indonesia. Angka ini lebih dari tiga kali lipat jenis produk lokal yang beredar yaitu sebanyak 422 produk.
Sedangkan jumlah izin edar produk impor mencapai 54.217 atau hampir empat kali lipat lebih besar dari izin edar produk lokal sebesar 14.208 izin. Tercatat, sepanjang Semester 1 2024, nilai impor produk alkes mencapai USD 456 juta.
Baca juga: Pemerintah Tekankan Sistem Ketahanan Kesehatan Harus Mandiri, Alkes dan Obat Tidak Impor Lagi
“Peluang masih sangat besar untuk kita memproduksi sendiri produk alkes. Orang Indonesia mampu. Cuma memang kita perlu diberi kesempatan untuk memproduksi dan memasarkan produk-produk alkes itu, jika tidak, kita tidak akan maju,” ujar Direktur PT AOP Prihatanto Agung Lasmono memperkenalkan OMO Precisio TB-241, tensimeter terbaru digital yang canggih kepada jurnalis di Apotek K-24 di Jakarta, Senin (25/11/24).
OMO Precisio TB-241 merupakan produk kolaborasi AOP dan PT KDE yang memiliki kualitas dan kecanggihan melebihi produk impor. Produk alkes keluaran PT Astra Komponen Indonesia (Aski), anak usaha AOP itu, merupakan salah satu dari sejumlah produk alkes yang diproduksi AOP.
“Untuk produk yang canggih seperti CT Scan dan radiologi, kami masih perlu waktu. Untuk sementara masih kerja sama. Namun, untuk produk di bawah itu, kami bisa memproduksinya,” kata Prihatanto.
Pihaknya menggandeng Apotek K-24 dalam distribusi salah satu produknya karena memiliki jaringan yang besar. Saat ini, sudah ada 758 gerai apotek K-24 di 152 kota/kabupaten di 29 provinsi di Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, industri kesehatan dalam negeri telah mengalami peningkatan dan diprediksi akan terus berkembang. Saat ini, beberapa alat kesehatan (alkes) sudah diproduksi di Indonesia, bahkan sebagian di antaranya telah diekspor.
Menkes meyakini pada masa mendatang makin banyak produsen dalam negeri yang mampu memproduksi alkes yang dibutuhkan oleh Indonesia, terutama alkes yang dibutuhkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan primer dan rujukan.
“Kalau industri dalam negeri kuat dan kualitasnya bagus, maka target pemerintah untuk mengamankan 50 persen suplai dari kebutuhan dalam negeri bisa tercapai, yang penting kualitasnya bagus,” tutur Menkes Budi Gunadi Sadikin.