TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Investasi surat utang negara kain diminati. Saat ini, komposisi pembelinya pun sudah dari berbagai usia mulai dari masyarakatnya berusia tua hingga para remaja.
Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani saat berbicara dalam acara CNBC Economy Outlook, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
"Anak-anak 17 sampai 20 tahun sudah beli SBN ( surat berharga negara) itu bagus sekali. Jadi jangan dilihat SBN itu suatu momok, itu instrumen yang dibutuhkan," ujarnya.
SBN yang dibeli tak jatuh tempo setahun atau dua tahun, namun ada yang 10 bahkan 30 tahun. Bagi Sri Mulyani hal ini buktikan bahwa masyarakat memiliki kepercayaan tinggi kepada negara hingga 30 tahun ke depan.
Tanpa kepercayaan negara akan dikelola secara baik kata dia, ia yakin tak akan ada orang yang mau membeli SBN yang jatuh tempo selama itu.
Baca: Kurang dari 24 Jam, BTS Boyong Total 9 Penghargaan dari 3 Acara
Pada Januari 2019, Kementerian Keuangan membuka penawaran Surat Berharga Ritel SBR005.
Hasilnya ada sekitar 17.000 investor yang mengajukan penawaran. Sebanyak 50,6 persen dari investor SBR005 merupakan generasi milenial dengan rentang umur 19-39 tahun.
Sementara itu investor kedua terbanyak yakni generasi X sebesar dunia 27 persen dengan rentang usaha 40-54 tahun.
Sisanya investor di bawah 19 tahun 0,04 persen dan baby boomers atau 55 tahun ke atas 19,9 persen dan sisanya oleh investor dengan usaha di atas 75 tahun.
Hanya saja dari segi volume dana, generasi milenial bukanlah investor yang paling besar.
Sebab bicara jumlah, investor di atas 55 tahun menjadi yang terbesar dengan sumbangsih 42 persen dari total dana sekitar 17.000 investor tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kini Anak-anak 17 Tahun Pun Sudah Beli Surat Utang Negara"