Menurut Sufintri, pihaknya telah berusaha menjalin komunikasi dengan pihak maskapai terkait kondisi tersebut. Dia mengatakan, situs unicorn itu berupaya agar pelanggan dapat menikmati pilihan maskapai yang selama ini tersedia.
"Kami telah meminta waktu untuk berdialog dengan AirAsia sejak akhir pekan ini agar mendapatkan solusi terbaik untuk kedua belah pihak," ujarnya.
Baca: 2019, AirAsia akan Tambah 5 Armada Baru Jenis Airbus A320
Sementara itu, Direktur Niaga AirAsia Indonesia Rifai Taberi mengatakan, pihaknya tidak mendapat alasan pasti mengenai hilangnya tiket mereka di Traveloka.
Dia mengaku telah berusaha berdialog melalui via e-mail dan telepon, namun tidak kunjung mendapat jawaban resmi.
"Sabtu (2/3/2019) siang seperti biasa ada departemen sales kami kalaunada isu teknikal akan ada komunikasi dengan mereka. Dari Sabtu siang ada 5 email dan belum ada balasan. Kalau memang teknik orang IT seharusnya bisa tektok balasan e-mail. Tapi kita tidak berbalas nih cintanya bertepuk sebelah tangan. Kita bingung nih sebenarnya ada apa," jelas dia saat konferensi pers di Jakarta, Senin (4/2/2019).
"Kemarin Traveloka memang ada hubungi pa baskoro (head of communication AirAsia). Minggu malam sudah contact, tapi konteksnya komunikasi secara telepon kita tak dapat komunikasi profesional," tambahnya.
5. Tetap Optimis di 2019
Meski dilanda sejumlah masalah, Dendy mengaku optimis terhadap kinerja perusahaan di 2019 mendatang. Hal ini beiringan dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan penurunan harga avtur.
"Kami sih maih optimis, saya belum bisa rilis. Tapi kalau lihat tren, kami terus terang ketimpa durian runtuh rezeki banyak, karena bagasi berbayar (maskapai lain). Mendadak penumpang seneng sama kita bagasi masih free," ucapnya.
AirAsia juga berencana menambah kapasitas melalui penambahan lima armada baru tahun ini.
"Tambah kapasitas, lalu kita tunjukan kami buka hub di Lombok , Jakarta, Denpasar, Medan, Surabaya. kami komitmen siap untuk ekspansi," pungkas Dendy.