Permintaan akan rumah diyakini akan terus tinggi karena rumah sudah menjadi kebutuhan pokok manusia dimanapun tempatnya akan dicari. Ini sudah terbukti dalam penyelenggaraan Indonesia Property Expo Februari lalu yang berhasil mengerek kredit baru sekitar Rp 8,5 triliun hanya dalam masa pameran yang berlangsung 10 hari.
"Target kita pada saat itu Rp 6 triliun dan terlampui pada saat penutupan mencapai Rp 8,5 triliun," tegas Maryono.
Dia menambahkan pembiayaan pada sektor properti itu mengait pada 136 industri terkait. Dimana proyek perumahan dibangun akan ada 136 industri terkait yang turut bergerak mulai dari usaha bahan bangunan hingga desain interior dan pertamanan.
Hal tersebut membuktikan bahwa pembiayaan pada sektor perumahan yang dilakukan oleh BTN saat ini secara tidak langsung turut menggerakkan ekonomi kecil di daerah yang masuk dalam kelompok 136 industri terkait bidang perumahan tersebut.
Ini pula yang menyebabkan mengapa bisnis properi tidak lekang oleh waktu karena industri ini terus tumbuh karena memang pasarnya selalu ada dan berdampak langsung dengan industri yang terkait dengan properti .
"Jadi kita selalu optimis pembiayaan perumahan yang selama ini menjadi fokus BTN akan terus tumbuh walaupun sekarang pada saat pilpres. Sekarang saja bisnis properti terus jalan dan akan menjadi lebih baik pasca pilpres siapapun yang akan menjadi presidennya nanti, " tegas Maryono menambahkan.