Saat mereka mendaftarkan diri di Raiz, pengguna dapat menghubungkan kartu debit dan/atau e-wallet mereka.
Setiap kali pengguna berbelanja dengan kartu debit atau dompet elektronik tersebut, Raiz akan melakukan pembulatan ke atas terhadap setiap transaksi ke kelipatan Rp 5.000 terdekat, dan ketika pembulatan yang terkumpul mencapai Rp 10.000, maka jumlah tersebut akan diinvestasikan secara otomatis ke Reksa Dana.
Selain investasi otomatis dari pembulatan transaksi, pengguna juga dapat berinvestasi secara rutin menggunakan fitur cicilan investasi (recurring investment) atau secara seketika dengan fitur ‘lump sum’ untuk meningkatkan investasi di akun Raiz mereka.
“Di Australia, Raiz telah menjadi game changer khususnya bagi kaum millennial dalam menciptakan kebiasaan berinvestasi. Aplikasi Raiz sangat cocok bagi siapa pun yang belum memahami investasi atau tidak tahu bagaimana caranya untuk mulai berinvestasi. Aplikasi ini meningkatkan kesadaran serta membuka kesempatan untuk berinvestasi, khususnya di kalangan generasi muda. Selain itu, aplikasi ini juga mendidik masyarakat tentang keuntungan berinvestasi secara teratur dalam jumlah kecil,” ujar George Lucas, CEO of Raiz Invest Australia.
Setelah sukses di Australia, Raiz berekspansi ke Asia Tenggara, dengan Indonesia sebagai negara tujuan ekspansi pertamanya.
Di Indonesia, Raiz Invest memposisikan diri sebagai produk yang memberikan pengalaman langsung bagi masyarakat untuk belajar tentang literasi keuangan dan inklusi keuangan.
“Kami sangat antusias dapat menghadirkan Raiz Invest di Indonesia. Kami percaya bahwa sebagaimana di Australia, Raiz Indonesia dapat membantu mengubah cara masyarakat berinvestasi. Kami berharap Raiz Invest dapat menjadi solusi inovatif bagi siapa saja yang ingin berinvestasi, namun belum pernah memulainya,” ujar George Lucas.