Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III PNM sebesar 6 triliun rupiah dalam kegiatan public expose PNM di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (29/4/2019).
Penerbitan obligasi akan dilakukan secara bertahap, di mana emisi Tahap I 2019 ditargerkan dapat meraup dana hingga Rp 2 triliun.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, penerbitan obligasi ini merupakan langkah untuk memperkuat permodalan dan pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca: Menhub Budi Karya Tegaskan Pihaknya Tidak Pernah Terima Surat Soal Aksi Mogok Karyawan Garuda
"Penerbitan obligasi ini merupakan langkah startegis yang diambil PNM guna memperkuat permodalan dalam bisnis pembiayaan dan pembinaan UMKM, mengingat pertumbuhan ekonomi sektor UMKM di Indonesia cukup menjanjikan," ujar Arief dalam keterangan resmi, Senin (29/4/2019).
"UMKM tentunya memiliki potensi yang besar bagi fondasi perekonomian nasional jika dikelola dengan maksimal. Kehadiran UMKM bahkan membantu pemerintah dalam mengentaskan permasalahan kesejahteraan," imbuhnya.
Dia memaparkan, obligasi ini memberikan pilihan bagi masyarakat untuk memilih Seri obligasi yang diminati, yaitu Obligasi Seri A dengan jangka waktu obligasi 3 tahun dan Obligasi Seri B dengan jangka waktu obligasi 5 tahun.
Baca: Respons Menhub Budi Karya Sikapi Polemik Laporan Keuangan Garuda
Adapun bunga Obligasi ataupun denda (jika ada) akan dilakukan oleh Perseroan melalui KSEI selaku Agen Pembayaran kepada Pemegang Obligasi Pemegang Rekening berdasarkan Daftar Pemegang Rekening pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi dan Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi.
Dalam keterangan yang sama, Komisaris Utama PNM, Agus Muharram menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun dari
berbagai sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 diproyeksi masih dikisaran 5,5 persen dengan tingkat inflasi diperkirakan 3,5 persen plus minus 1 persen.
"Pertumbuhan ekonomi tersebut juga didukung dari nilai ekonomi yang dihasilkan oleh usaha mikro kecil dan menengah," katanya.
Rencananya, masa Penawaran Awal (book building) akan dilakukan pada 29 April 2019 hingga 8 Mei 2019.
Sedangkan masa Penawaran Umum akan dilaksanakan pada 21-23 Mei 2019. Untuk pencatatan Obligasi di Bursa Efek Indonesia direncanakan pada 29 Mei 2019.