News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hadapi Pelemahan Ekonomi Global, Kadin Minta Daya Beli dan Investasi Dijaga

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rosan P Roeslani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelemahan ekonomi global semakin terlihat pasca Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 2,9 persen menjadi 2,6 persen di tahun 2019.

Ketua Umum Kamar Dagang dan lndustri (Kadin) Indonesia, Rosan P Roeslani, pun meminta pemerintah untuk melakukan sejumlah hal agar Indonesia tidak terlalu terdampak akan pelemahan ekonomi global.

Salah satunya, kata dia, dengan menjaga konsumsi dan daya beli masyarakat.

"Kalau saya melihat kita sih sudah mulai mengantisipasi, tapi harus dilihat juga kalau kita kan lebih banyak pertumbuhan dari domestik konsumsi, jadi memang adalah yang penting daya beli ini harus dijaga," ujar Rosan, di kediamannya, Jl Kemang Timur Raya No. 99A, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2019).

Baca: Kerap Meleset, Fraksi-fraksi di DPR Ragukan Target Pertumbuhan Ekonomi 2020

Ia juga menyoroti investasi, dimana Indonesia masih cenderung tertinggal.

Menurutnya, investasi haruslah digenjot dan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Indonesia.

Pasalnya, ia memaparkan bahwa kontribusi investasi ternyata mampu berdampak hingga 35 persen dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kemudian yang agak tertinggal akhir-akhir ini adalah investasi. Nah ini adalah PR kita karena kontribusinya itu sampai 34-35 persen dari pertumbuhan perekonomian kita jadi ini memang harus dijaga," ucapnya.

Cara menggenjot investasi itu, lanjutnya, adalah dengan mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor atau raw material.

Dengan begitu akan mengurangi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).

"Sebenarnya kalau investasi di sektor ini bisa mengurangi ketergantungan kita kepada bahan baku atau raw material. Kenapa? Karena raw material itu kontribusi bagi import itu kurang lebih 76 persen. Jadi itu salah satu kita harapkan, bahan baku atau raw material ini bisa dibuat di kita, untuk kurangi CAD kita," jelas Rosan. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini