TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten produsen lem perekat plywood, PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk memproyeksikan pertumbuhan bisnis tahun 2019 ini naik 10 persen dibanding capaian di tahun buku 2018 menyusul landainya permintaan pasar domestik terhadap produk plywood nasional.
"Proyeksi kita untuk tahun ini plus minus tumbuh di 10 percent agar tidak mengcewakan pemegang saham. Capex kita juga tak terlalu besar untuk tahun ini karena hanya kita alokasikan memperbarui alat-alat dengan budget sekitar Rp 1 sampai 2 miliar, misalnya jika ada alat alat seperti kendaraan yang rusak," ungkap Direktur Utama PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk Siang Hadi Widjaja di acara paparan publik di Jakarta hari ini, Selasa (18/6/2019).
Siang Hadi Widjaja juga menjelaskan, untuk tahun ini pihaknya juga belum akan melakukan penambahan kapasitas produksi dan produk yang dihasilkan juga sepenuhnya masih akan ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar domestik.
Dia menyebutkan, permintaan plywood di dalam negeri cenderung agak menurun. "Tapi kita tak perlu pesimistis. Perang dagang antara AS-China membuat permintaan kayu lapis AS ke China menjadi turun. Ini peluang bagi Indonesia untuk masuk pasar AS. Sudah ada beberapa perusahaan plywood kita yang menggarapnya," terangnya.
Dia menambahkan, di Kalimantan barat ada beberapa perusahaan plywood baru yang beroperasi. "Tapi produksi plywood di sana bergantung pada cuaca, terkait dengan pasokan kayunya," bebernya.
Produksi Duta Pertiwi Nusantara Tbk setiap tahunnya mencapai belasan ribu ton dengan didukung permintaan pasar domestik yang stabil meski cenderung sedikit turun.
Siang menyebutkan, target pendapatan tahun 2018 sebesar Rp 110 miliar, dengan realisasi yang dicapai melebihi 30,35 persen.
Baca: Garuda Operasikan Penerbangan Codeshare dengan 14 Maskapai Luar Negeri
"Tahun lalu kita proyeksi pertumbuhan plus minus 10 persen. Ternyata realisasinya lebih tinggi dari itu. Kalau tahun ini bisa sama capaiannya, tentu kita happy," tegasnya.
Dia menilai, kapasitas produksi mesin yang dimiliki perseroan sudah mencukupi. "Kita punya dua line produksi," ungkap Hadi.
Di tahun buku 2018, PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk embukukan pendapatan bersih sebesar Rp 143,38 miliar atau naik 28,83 persen bila dibandingkan dengan tahun 2017 lalu yang hanya mencapai Rp 111,29 miliar.
Laba bersih yang dicapai di tahun 2018 adalah sebesar Rp 9,38 miliar naik 57,38% dari tahun 2017 sebesar Rp 5,96 miliar.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2018 turut membawa berkah bagi Perusahaan, permintaan produk meningkat dan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih,” ungkapnya.
Dia menambahkan, ke depan, prospek bisnis produk perekat masih tetap cerah menyusul telah beroperasinya beberapa industri kayu lapis di Kalimantan Barat dan permintaan kayu lapis asal Indonesia di dunia internasional yang cukup tinggi.
Mengutip data Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo), ekspor kayu lapis Indonesia ke Amerika Serikat mulai gencar pasca diterapkannya Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) dan Bea Masuk Imbalan (countervailing duty) terhadap kayu lapis (plywood) dari China oleh Departemen Perdagangan AS pada tanggal 4 Januari 2018.
“Kebijakan anti dumping ini membuka peluang besar bagi Indonesia merebut kembali pasar plywood Amerika. Adapun bagi Indonesia, Amerika Serikat adalah pasar plywood terbesar kedua setelah Jepang,” katanya.
Dia menyebutkan, net profit margin di tahun 2018 ini naik dari 5,36% pada tahun 2017 menjadi 6,54% ditopang oleh naiknya pendapatan lain-lain terutama pendapatan dari selisih kurs.
Untuk tahun buku 2018 Perusahaan belum memutuskan berapa jumlah dividen yang akan dibagikan, penentuannya pada saat RUPS bulan Juni 2019.