News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penurunan Tarif Batas Atas Justru Buat Harga Tiket Pesawat Tak Fleksibel?

Penulis: Ria anatasia
Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Ombudsman Alvin Lie

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polemik mahalnya harga tiket pesawat masih bergulir dan banyak dikeluhkan masyarakat. Terakhir, pemerintah menurunkan tarif batas atas (TBA) tiket pesawat di kisaran 12-16 persen, dengan harapan harga tiket yang dipatok mendekati TBA itu menjadi lebih murah.

Alih-alih lebih murah, harga tiket pesawat pasca penurunan TBA itu diprediksi menjadi tidak fleksibel dan cenderung bertengger di tarif batas atas.

Anggota Ombudsman Alvin Lie menjelaskan, sebelum para maskapai menaikkan harga tiket pesawat mendekati TBA hanya pada high season (musim padat) saja, seperti libur lebaran dan tahun baru. Hal ini untuk mensubsidi silang tiket murah pada low season (musim sepi).

Dengan penurunan TBA ini, dikhawatirkan pendapatan maskapai saat peak season tak bisa mengganti kerugian di low season, sehingga maskapai akan menjual harga tiket cukup mahal sepanjang periode.

"Tadinya harga itu fleksibel, kadang dekat tarif batas bawah (TBB) kadang dekat TBA. Kalau season ramai dia TBA buat cross subsidi. Tapi lebaran kemarin TBA malah diturunkan. Kalau mereka gak dapat laba gimana bisa cross subsidi," kata dia dalam diskusi di Jakarta, Rabu (19/6/2019).

"Ini sulit mau nurunkan harga untuk subsidi, duitnya siapa. Akhirnya semakin tarif batas atas diturunkan semakin tidak fleksibel harga tiket, ya udah bertengger di atas terus," lanjutnya.

Menurut Alvin, justru TBA sebaiknya dinaikkan. Apalagi biaya operasional maskapai, seperti avtur, biaya sewa dan perawatan pesawat hingga gaji pegawai terus naik.

Baca: Pengamat: Masuknya Maskapai Asing Bukan Solusi Turunkan Harga Tiket Pesawat

Dengan TBA semakin dilebarkan ke atas, maka maskapai lebih leluasa menerapkan subsidi silang pada masa-masa low season, sehingga harga tiket pesawa lebih variatif.

"Kalau tarif batas atas dinaikkan, saat ramai Lebaran harga tiket akan makin mahal dari sekarang, tapi ketika sepi akan turun signifikan dari sekarang. Ini yang tidak paham berpikirnya Menhub, bukannya merevisi batas atas malah menurunkan, batas bawahnya dinaikkan semakin tidak fleksibel," tutur dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini