News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hobi Merajut, Pengusaha Surabaya Buat Inovasi Sepatu Rajut Batik

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dewi Arum Muqaddimah dengan usaha rajut diberi nama 'Myknitted Indonesia'

TRIBUNNEWS.COM - Dewi Arum Muqaddimah (27), wanita asal Surabaya ini ingin sekali budaya Indonesia maju dan bisa unjuk gigi di dunia.

Kecintaannya akan budaya kerajinan rajut yang sudah turun temurun dari keluarganya.

Keahliannya dan hobinya dalam merajut membuat dirinya ingin berinovasi dan menjual hasilnya ke masyarakat agar rajut tersebut lebih dikenal.

“Awal terpikir untuk menjual hasil rajut untuk melestarikan budaya rajut ini, agar anak-anak muda tidak malu ketika memakai budaya kita. Saya mulai usaha ini dari lulus SMA dan saat masuk kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya (UNAIR) saya semakin yakin ingin menjadi pengusaha karena pelajaran yang saya terima sama dengan apa yang saya lakukan sehari-hari,” katanya.

“Saat ini kita memproduksi baju rajut, syal, topi, taplak, dan aksesoris rajut lainnya. Namun kita punya produk unggulan yaitu sepatu rajut batik,” tambahnya.

Perjalanan Dewi untuk mendirikan usaha yang diberi nama 'Myknitted Indonesia' ini tidak mudah.

Dalam membuat sepatu rajut Dewi mengaku pada awal prosesnya sempat sulit menemukan sol yang tepat dan kuat.

Dewi menjelaskan dalam beberapa percobaan harus gonta-ganti bahan yang tepat dan bagaimana cara pengeleman yang baik agar sepatu kuat.

“Setelah melakukan beberapa percobaan akhirnya kita menemukan sol yang tepat dan pengalaman yang tepat alhasil sepatu rajut batik buatan kami bisa diterima masyarakat. Sepatu rajut batik ini juga menjadi yang pertama di Indonesia dan kami sudah memasarkan baik secara offline melalui pameran-pameran maupun online,” jelasnya.

Jiwa entrepreneur yang ingin terus berkembang yang dimiliki oleh Dewi membuatnya terdorong mengikuti ajang Citi Microentrepreneurship Awards (CMA) 2018-2019 yang diselenggarakan oleh Citi Indonesia (Citibank).

Produknya yang unik dan kegigihannya dalam usaha rajut ini membuat dirinya menjadi pemenang penghargaan Citi Microentrepreneurship Awards 2018-2019 di kategori Arts and Creative Microentreprenuer.

Dewi mengaku beruntung dan senang bisa ikut ajang Citi Microentrepreneurship Awards 2018-2019 karena banyak ilmu yang bisa diterima saat mentoring.

“Para mentor di Citi Microentrepreneurship Awards 2018-2019 tidak hanya memberikan motivasi agar saya berinovasi tapi juga memberikan pendampingan dan masukan terutama terkait visi untuk usaha saya ke depan. Akhirnya saya bermimpi visi saya ke depan ingin membuat kampong rajut yang bukan hanya memproduksi rajut tapi bisa juga menjadi destinasi wisata,” ungkapnya.

“Selain itu saya juga mendapatkan pelatihan bagaimana mengambil foto produk yang menarik, membuat visual foto yang baik, digital marketing, dan masih banyak manfaat yang bisa saya dapat,” lanjutnya.

Setelah mengikuti Citi Microentrepreneurship Awards 2018-2019, Dewi mengaku ingin usahanya tersebut lebih bermanfaat bagi masyarakat seperti memberdayakan masyarakat sekitar.

“Di usaha ini, saya mempekerjakan para warga yang terdampak akibat penutupan Gang Dolly seperti tukang pijat, pencuci baju, penjual makanan dan minuman yang dulunya bekerja di area Gang Dolly. Kita latih mereka dari tidak bisa merajut sampai memiliki keahlian merajut dan mampu memproduksi rajutan yang berkualitas,” katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini