Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengungkapkan tantangan ekspor produk ekonomi kreatif Indonesia di pasar internasional.
Menurutnya minat global saat ini cukup, namun kendala perpajakan membuat produk lokal terhambat ke luar negeri.
"Kita masih punya tantangan dalam pengiriman barang," ujar Triawan Munaf usai meresmikan Inovatif dan Kreatif Kolaborasi Nusantara (IKKON) tahun keempat di kawasan SCBD, Jakarta, Jumat (28/6/2019).
Triawan Munaf mencontohkan pelaku ekonomi kreatif asal Bandung yang produk buatannya diminati pembeli luar negeri, namun mengeluhkan karena pajak pengiriman barang yang tinggi di negara tujuan.
"Mereka mengeluh dikenakan pajak tinggi waktu tiba di negara tujuan, sehingga pembeli diberi tambahan beban dan harganya lebih mahal," tambahnya.
Triawan mengatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya untuk mendorong produk ekonomi kreatif Indonesia semakin banyak yang menembus pasar global.
Terlebih ekspor ekonomi kreatif mampu menyumbang hampir 20 miliar dollar AS untuk devisa negara.
Perintah melalui Bekraf telah menyiapkan rencana seperti memberikan pembiayaan untuk produk Indonesia ke luar negeri, serta menjalin kerja sama dengan sejumlah negara tujuan ekspor untuk mengurangi tarif bea masuk.
"Bayangkan kalau ada bilateral agreementantara negara kita dan negera tersebut, sehingga pajak bea masuk bisa diturunkan dan itu yang harus dilakukan dan menjadi pekerjaan rumah pemerintah," ujarnya pula.
Sementara untuk taget ekspor, Bekraf menargetkan ekspor produk ekonomi kreatif karya anak bangsa bisa meningkat hingga 8-10 persen.