TRIBUNNEWS.COM - (Kamis, 27/6/2019), Cianjur merupakan salah satu daerah yang terletak di Tanah Pasundan, berada diantara kota-kota besar lainnya, di antaranya Kota Bandung dan Jakarta. Hal tersebut, menjadi penyebab banyaknya masyarakat Cianjur yang melakukan urbanisasi untuk mencari pekerjaan di kota besar. Namun dengan alasan itu, justru menjadi inspirasi bagi, Ayi Rahmat (35) warga Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Untuk membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Al-Ikhwan bersama Dompet Dhuafa.
Pertemuannya dengan Dompet Dhuafa bermula pada 2007, ketika ia bergabung menjadi relawan bencana longsor yang menimpa Kota tersebut. Hingga di 2009 sebagai Mitra Pendamping, ia memotivasi para anggota petani lokal untuk menghasilkan produk pertanian unggul dan bersaing, hingga lahirlah produk padi dengan kualitas tinggi khas Cianjur, juga beras hasil pertanian Gapoktan Al-Ikhwan, yang kita kenal dengan nama ‘Beras Sae’, yang sudah berjalan selama tiga tahun.
Mengenai pengelolaan kurban, Terlihat, sore itu, Ayi Rahmat, yang merupakan Ketua Kelompok Ternak Al-Ikhwan, bersama kelompok ternaknya menggembala para Doka (Domba Kambing) keluar kandang. Menapaki sebuah jembatan gantung dan ditambah keasrian hamparan sawah khas pedesaan. Ayi menggendong, sementara lainnya menggiring doka ke arah sungai di bawah jembatan tersebut.
“Seminggu sekali di waktu pagi atau sore hari seperti ini, kami selalu memandikan hewan ternak di sini. Kadang ya kami ikut mandi juga, hehe,” gurau Ayi.
Bagi Ayi, pemberdayaan adalah sebuah semangat persatuan, berkumpul bersama, menyatukan persamaan visi misi, juga silaturahmi. Sehingga membangun interaksi dalam penuh keberkahan.
Mereka juga menyadari bahwa dalam tiga tahun ini pemberdayaan kelompok dan ternaknya berkembang. Tentu karena bentangan kebaikan dari para donatur Dompet Dhuafa, oleh karena itu mereka ingin mengembalikannya juga dengan kebaikan.
“Berkat hasil tani dan ternak ini kami mendirikan sekolah pesantren dengan terdapat program gratis untuk masyarakat menengah kebawah. Kini perkembangan responnya cukup bagus. Alhamdulillah, kami yakin Allah berperan dalam setiap rezeki manusia,” ungkap Ayi.
Dalam aktivitasnya, mereka juga melakukan, Ngarit, Ngotrek, dan Ngampas, yang merupakan istilah kata dalam kegiatan mencari pangan di kelompok ternak Doka Al-Ihwan di Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur.
“Artinya yakni memotong rumput (ngarit), mengupas singkong (ngotrek), dan membuat atau membeli ampas tahu (ngampas). Agar tetap unik dan khas bahwa aktivitas kami dalam merawat ternak doka di Cianjur, juga bermaksud mencari pangan tanpa fermentasi,” ungkapnya
Sejak 2009, ia mengawali pendampingan kelompok tani beras dan ternak. Namun ia mengalami masalah seperti halnya banyak pencurian hewan ternak, selain itu, warga juga lebih mengutamakan pertanian. Berangkat dengan 20 ekor doka dan gagal, namun berikutnya tahun 2016, Dompet Dhuafa memberikan 50 ekor hingga perkembangannya kini terdapat 300 ekor doka.
“Pencapaian kami juga dari segi jumlah bobot domba dan kambing hingga lolos QC (Quality Control) Dompet Dhuafa untuk Qurban. Dan menjadi standard kami untuk melakukan QC internal terlebih dahulu, sebelum Dompet Dhuafa melakukan QC lagi,” lanjutnya.
“Terdapat empat kelompok ternak dengan jumlah total 300an ekor domba dan kambing. Penghasilan tambahan mereka dari ternak rata-rata dua juta rupiah/bulan, stabil selama setahun,” ungkap Ayi.
Melalui pemberdayaan ternak Doka dapat menghasilkan keberkahan. Mental masyarakat juga bukan bertujuan mengutamakan hasil pada uang. Tetapi agar produktif dan luas dalam penyebaran manfaat, khususnya ketika Hari Raya Idul Adha (kurban).
“Senyum penerima manfaat itu bagi kami berkah yang tidak ternilai. Kami juga berusaha membangun sistem lebih syar’i, agar terhindar dari akad bathil karena sistem gharor, dalam melakukan komitmen jual-beli atau kerjasama,” aku Ayi Rahmat.
Kelompok ternak Doka Al-Ikhwan berharap dapat menyerap kuota kurban dari Dompet Dhuafa sebanyak-banyaknya. Mereka ingin agar tebaran berkahnya lebih luas. Penjualan mereka di Cianjur juga bisa sampai 50 ekor. Bahkan pengiriman hingga Kota Bogor atau Bandung. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo).