Mukhlis menduga ada mafia kopi yang bermain.
Modusnya, kopi impor Vietnam dicampur kopi Lampung, lalu diekspor kembali.
Dengan begitu, mafia kopi bisa mendapat selisih harga dari pembelian kopi Lampung asli dari petani.
Ia menceritakan, selama ini memang pernah mendengar desas-desus mafia kopi.
"Pernah waktu itu ada informasi kapal akan berlabuh ke Panjang membawa kopi dari luar negeri. Kita tunggu di pelabuhan, kita cek tetapi ternyata tidak ada. Nah saya baru tahu lagi ini ada Impor kopi diungkapkan Pak Gubernur, maka kita bergerak cepat," imbuhnya.
Saat ini, harga kopi Vietnam kisaran Rp 15 ribu per kg.
Sementara kopi Lampung kualitas ekspor harganya Rp 22 ribu per kg.
"Kenapa kopi Vietnam itu lebih murah? Karena kualitasnya di bawah kopi Lampung," tandasnya.
Mantan bupati Lampung Barat ini menilai, masuknya kopi impor ini menyebabkan kualitas kopi Lampung turun.
"Kopi oplosan, seolah-olah kopi Lampung," kata dia.
Karena itu, pihaknya telah berkomunikasi dengan Gubernur Lampung terkait hal tersebut.
Ia menegaskan, impor kopi harus disetop.
Sebab, ini yang membuat harga kopi petani Lampung turun.
Menurutnya, jika ada izin dari kementerian terkait impor kopi, maka ada yang memberikan rekomendasinya dari Lampung. Sebab, izin dari pusat tidak mungkin turun kalau tidak ada rekomendasi dari daerah.