TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Waktu menunjukkan pukul 19.10 WIB, awal pekan ini, ketika Salma mulai menaiki elevator menuju kereta layang di Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta. Ia berniat menggunakan KA Bandara untuk pulang ke rumah karena iming-iming diskon tarif 57%.
Wajah lelah dan bingung Salma tak bisa disembunyikan ketika bertanya kepada dua petugas keamanan. Ia baru mendapat informasi bahwa diskon 57% tidak bisa dibeli secara langsung.
Untuk menikmati diskon tersebut, ia harus melakukan reservasi online terlebih dahulu melalui aplikasi atau web.
Usai reservasi pun masih perlu menunggu paling tidak sejam sebelum keberangkatan. Dus, ia terpaksa membayar full sesuai tarif, pasalnya suaminya yang bekerja di Sudirman sudah siap menjemput. "Bawaan saya banyak, suami juga sekalian pulang kerja di Sudirman biar sekalian," ujarnya.
Berbagai cara memang dilakukan Railink untuk menggenjot load factor penumpang dari dan ke Bandara Soekarno-Hatta. Diskon ini menjadi andalan Railink mengerek tingkat keterisian yang saat ini baru mencapai 4.000-4.400 penumpang per harinya.
Sayang, penerapan diskon tarif harga tiket tersebut tak lantas mengerek load factor KA Bandara. Saking rendahnya okupansi, kereta enam rangkaian dengan 272 kursi tersebut bahkan menjamin setiap penumpangnya bisa mendapatkan tempat duduk.
Baca: Tanggapan Importir Mobil Mewah Tentang Revisi Aturan PPnBM Kendaraan
Sayang manajemen Railink enggan menjawab pertanyaan Kontan.co.id soal efektivitas diskon tarif terhadap load factor. Bahkan promo diskon tarif tersebut diperpanjang dari semula akhir bulan ini, menjadi akhir bulan depan.
Kalau mau ditilik, sebenarnya integrasi moda transportasi KA Bandara baik dengan commuterline, MRT maupun Trans Jakarta sudah cukup baik.
Misalnya bagi pengguna yang ingin ke Depok atau Bekasi, bisa transit di Stasiun Duri untuk menyambung dengan commuterline.
Baca: Tak Ada Bilik Asmara, Begini Cara Barbie Kumalasari Lepas Kangen dengan Galih Ginanjar
Pun dengan penumpang yang ingin menyambung dengan moda MRT dan Trans Jakarta yang bisa turun di Stasiun BNI Sudirman untuk berjalan kaki melalui Lobby Utara ke Stasiun Dukuh Atas.
"Saya tujuan Pasar Rebo, tidak bisa naik KA Bandara. Tetapi memang kalau tarifnya murah ingin coba juga," ujar Hamdan.
Jatuhnya Bisa Lebih Mahal
Pengalaman Kontan.co.id, untuk mencapai Senayan dari Bandara Soekarno-Hatta saja, kami harus merogoh kocek Rp 75.000.
Rinciannya, bayar Rp 70.000 tiket KA Bandara dan Rp 5.000 tiket MRT Dukuh Atas-Senayan. Padahal kalau menggunakan Bus Damri hanya Rp 40.000 saja dari Bandara Soekarno Hatta.