Jadi tetap saja investasi 12% dari penghasilan dengan hasil berapapun, maka targetnya adalah dalam kisaran 100 kali sampai 200 kali penghasilan terakhir untuk kemudian diinvestasikan pada obligas negara atau deposito di usia 55 tahun dan returnnya bisa dinikmati sebagaimana menerima gaji bulanan.
Sementara bagi sebagian karyawan juga sudah memiliki iuran Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sekitar 5% sampai 7% dari gaji. Dengan jumlah itu Anda hanya perlu menambahkan porsi 5% hingga 7% untuk menggenapkan menjadi 12%.
Nantinya strategi investasi ini disesuiakan dengan usia. Pada usia 30-an bisa investasikan 80% dalam bentuk saham atau reksadana saham dan 20% dalam bentuk minim risiko seperti reksadana pasar uang.
Sedangkan usia 40-an, mulai kurangi saham atau reksadana saham sampai 40% dan sisanya 60% bisa ditempatkan pada reksadana pasar uang atau reksadana penyertaan terbatas.
Pada usia 50-an, reksadana saham cukup 20% dan sisanya 80% dalam bentuk reksadana penyertaan terbatas. Adapun usia 55 tahun, 100% bisa ditempatkan dalam bentuk obligasi negara atau deposito.
Untuk proteksi kesehatan wajib memiliki BPJS Kesehatan serta asuransi kesehatan tambahan dengan melanjutkan dari tempat kerja sebelumnya. Gozali menilai asuransi jiwa tidak lagi diperlukan sebagai pengganti penghasilan ketika memasuki masa pensiun, tapi lebih berfungsi sebagai dana waris.
Jika mau berbisnis, disarankan paling lambat lima tahun sebelum pensiun. Bisa mulai dengan investasi pada usaha teman, atau pelajari peluang-peluang usaha dan tekuni hobi tertentu yang bisa dikembangkan menjadi usaha.
Baca: Gaikindo Senang, DKI Bebaskan Mobil Listrik dari Aturan Ganjil Genap
Memasuki masa pensiun juga dibarengi penyesuaian gaya hidup dengan mengurangi konsumsi dan biaya transportasi secara drastis. Ia menemukan kasus bahwa pada usia 50-an tahun sebagian orang belum memiliki aset investasi. Aset yang mereka pertahankan adalah rumah tinggal.
“Saya sarankan penyesuaian gaya hidup secara ekstrim yaitu jual rumahnya dan tinggal di lingkungan yang lebih kondusif untuk menikmati masa pensiun. Sisa dananya bisa untuk dana pensiun yang 200 kali biaya hidup tadi,” tambahnya.
Penyesuaian gaya hidup, terutama konsumsi dan tempat tinggal bukan hanya melihat faktor biaya saja, tapi juga kesehatan. Untuk menjaga kesehatan di masa pensiun, sebaiknya tetap miliki aktivitas rutin agar tidak mudah stress dan sakit-sakitan. Bisa melakukan aktivitas sosial, keagamaan atau hobi.
Misalnya pindah rumah untuk menekuni hobi beternak dan bertani, maka tidak ada salahnya membeli rumah di desa dengan tanah yang luas atau komplek perumahan yang dihuni oleh orang-orang seumuran.
Dapat juga pindah dari kota besar pindah ke kota kecil yang kondisinya tidak terlalu sibuk, lebih rendah polusi dan biaya hidup lebih rendah.
Reporter: Ferrika Sari
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Menghitung dana pensiun, berapa yang diperlukan?