News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

‎Rhenald Kasali: Selamat Datang di MO, Ini Zamannya Gagal Paham

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rhenald Kasali meluncurkan karya terbarunya yang berjudul #MO, sebuah dunia baru yang membuat banyak orang gagal paham di Galea Belangi_Rumah Perubahan, Jatiwarna, Pondok Melati, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/8/2019‎)

Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - ‎Akademisi sekaligus praktisi bisnis Rhenald Kasali, meluncurkan karya terbarunya berjudul #MO, sebuah dunia baru yang membuat banyak orang gagal paham, Selasa (13/8/2019) di Rumah Perubahan, Jatiwarna, Kota Bekasi.

Ratusan tamu undangan hadir di acara tersebut, mulai dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto beserta istri, Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Baca: Rhenald Kasali: Kalau Garuda Tidak Mau, Jual Saja ke Gojek

Hadir pula akademisi sekaligus mantan hakim Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjoyo dan lainnya.

"Selamat datang di era #MO, mobilisasi dan orkestrasi. Inilah era MO, yang membuat banyak teori bisnis jadi usang dan berbagai model bisnis tak lagi relevan," ucap Rhenald Kasali.

"Banyak orang yang kebingungan dan yang pasti era yang membuat banyak orang gagal paham. Termasuk kalangan akademisi yang masih berkutat dengan teori dan asumsi lama. Tidak usah malu gagal paham, ini zamannya gagal paham," kata Rhenald Kasali.

‎Melalui bukunya, Rhenald Kasali turut memaparkan hasil riset terbaru yang memetakan dengan jelas gejala mobilisasi dan orkestrasi yang belakangan marak dilakukan dengan teknologi digital.

Bahkan industri akan dan tengah dihantui oleh gejala kehilangan the main yang menjadi sumber pendapatannya.

"Surat kabar adalah korban pertama ketika mereka kehilangan pendapatan dari penjualan koran dan iklan, disusul televisi. Lalu airline tidak dapat hidup dari tiket. Demikian juga industri telekomunikasi tidak dapat hidup dengan hanya mengandalkan pendapatan voice," tuturnya.

Net TV yang dikabarkan merampingkan karyawannya imbas dari strategi perusahaan agar tetep eksis dengan cara menawarkan pengunduran diri pada karyawan juga disinggung oleh Rhenald Kasali.

Merespon itu, menurut Rhenald Kasalih, semua bisnis di era mobilisasi digital saat ini tidak bisa lagi hanya mengandalkan pendapatan utama, melainkan harus pendapatan tambahan berbasis ekosistem.

"Kita tahu semua muncul berita NET TV mau PHK. Ini karena analisa bisnis berubah. Industri berubah jadi digital. Net TV jangan hanya mengandalkan iklan untuk tumbuh. Sekarang bayar iklan di televisi lebih mahal ketimbang bayar iklan di media sosial, sewa influencer," ungkap Rhenald Kasali.

‎Rhenald Kasali melanjutkan, fenomena tersebut tidak hanya terjadi dalam bisnis tapi juga berimbas pada marketing, komunikasi publik, pelayanan jasa publik dan lainnya.

"Kesimpulannya kita hidup di era baru. Mobilisasi dan orkestrasi tidak terjadi begitu saja. Ini muncul sebagai wujud dari revolusi industri 4.0 dimana mesin dan segala benda, baik buatan alam maupun manusia sama-sama terhubung dengan manusia dari segala belahan dunia," tutur dia.

Baca: Rhenald Kasali: Mobilisasi Massa Tidak Perlu, Tunjukan Jiwa Besar

Mobilisasi dan orkestrasi merupakan bagian dari interconnecred society yang timbul karena ada enam pilar teknologi yaitu Internet of Things, Cloud Computing, Big Data Analytics, Artificial Intelligence, Super Apps, and Broadband Infrastructure.

"Meskippun gejala mobilisasi dan orkestrasi kian jelas. Masih saja ada yang gagal paham karena ketidaktahuan dan terperangkap oleh paradigma lama. Karenanya kita butuh lensa baru untuk meneropong apa yang sebenarnya terjadi agar tidak terjadi gagal paham," tambah Rhenald Kasali.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini