News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Raja Malaysia Sowan ke Xi Jinping, Incar Dana Pembangunan Kereta Cepat dari China

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raja Malaysia, Sultan Ibrahim Iskandar dalam upacara pengambilan sumpah di Istana Negara di Kuala Lumpur pada Rabu, 31 Januari 2024.

 

TRIBUNNEWS.COM, CHINA - Raja Malaysia Sultan Ibrahim Iskandar berencana untuk mencari pendanaan dari investor China guna membangun  proyek kereta api berkecepatan tinggi senilai miliaran dolar di negara tetangga Indonesia itu.

Sultan Ibrahim sedang mencari investasi dari perusahaan milik negara China, kata sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena informasinya bersifat pribadi.

Presiden China Xi Jinping mengundang raja Malaysia untuk kunjungan kenegaraan empat hari yang dimulai pada 19 September 2024 untuk memperdalam hubungan strategis.

"Delegasi Sultan Ibrahim termasuk perwakilan YTL," kata sebuah sumber dikutip dari Straits Times, Jumat (209/2024).

Perusahaan Malaysia tersebut merupakan bagian dari salah satu dari tiga kelompok yang terpilih untuk proyek tersebut, Edge Malaysia melaporkan pada bulan Maret.

Ketua eksekutif YTL Francis Yeoh mengatakan kepada Bloomberg TV pada November lalu bahwa pihaknya tertarik namun tidak mengonfirmasi partisipasinya dalam proses penawaran.

Sultan Ibrahim telah lama mendukung pembangunan jalur kereta api Malaysia-Singapura.

Wacana ini  dihidupkan kembali oleh pemerintahan Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada tahun 2023 dengan peringatan bahwa pembangunan tersebut tidak akan didanai oleh pembayar pajak Malaysia.

Sultan Ibrahim mengatakan kepada The Straits Times pada bulan Desember bahwa konsorsium swasta dapat mendanai dan mengoperasikannya selama 30 tahun untuk menutup biaya sebelum menyerahkannya kembali kepada pemerintah Malaysia.

Istana Nasional Malaysia, Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dan perwakilan YTL tidak menanggapi permintaan komentar.

Kementerian Perhubungan Malaysia juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Dalam sebuah pernyataan pada 18 September, Kementerian Luar Negeri Malaysia mengatakan kunjungan tersebut melambangkan kuatnya hubungan kedua negara.

Sultan Ibrahim menjadi raja Malaysia pada bulan Januari berdasarkan sistem monarki bergilir yang unik di mana sembilan penguasa turun-temurun bergantian menjabat selama lima tahun.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini