TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP Evita Nursanty menegaskan dukungannya terhadap upaya Gojek untuk melebarkan sayapnya di kancah regional Asean, termasuk ke Malaysia.
Evita mengatakan, Gojek sebagai salah satu usaha rintisan anak bangsa telah menunjukkan kemampuannya mengembangkan bisnis transportasi online di Indonesia, sehingga sudah selayaknya perusahaan berekspansi ke pasar luar negeri dengan menggarap pasar ke negeri jiran.
“Kita punya target yang mesti dicapai, yakni membangun usaha rintisan nasional baru sebanyak 1.000 hingga 5.000. Pemerintah dalam hal ini Kemenkominfo harus mendukung pertumbuhan tersebut. Harus diperlihatkan dukungan itu, termasuk membantu ekspansi seperti Gojek saat ini,” ungkap Evita dalam keterangan persnya kepada Tribunnews, Jumat (30/8/2019), menyikapi pro dan kontra ekspansi Gojek ke Malaysia.
Evita menilai, respon negatif yang ditunjukkan salah satu pengusaha taksi di Malaysia atas rencana ekspansi Gojek ke negeri jiran tersebut bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan.
Dia menilai, teknologi pemesanan transportasi berbasis aplikasi mobile seperti ditawarkan Gojek adalah keniscayaan di era digital saat ini.
Karena itu, lanjutnya, pola bisnis konvensional mau tidak mau harus menyesuaikan dengan arus perubahan tersebut.
Baca: Outlet Pertama Siap Dibuka di Jakarta, Waralaba Laundry Mr Jeff Garap Pasar Indonesia
“Di Indonesia sendiri, ada beberapa usaha rintisan asal Malaysia sama seperti Grab yang awalnya diciptakan warga Malaysia, mereka cari makan di Indonesia dan buktinya kita terima juga,” ujar Evita.
Kementerian Perhubungan sebelumnya menyatakan heran dengan sikap pengusaha taksi di Malaysia atas rencana masuknya Gojek ke sana yang kemudian ditanggapi dengan mendiskreditkan negara lain (Indonesia).
Baca: Tak Kuat Menahan Malu Usai Bunuh dan Bakar Suami, Aulia Mengaku Ingin Bunuh Diri
"Coba ditanya saja yang teman-teman di Malaysia itu, kenapa bisa bicara seperti itu. Padahal kita nggak ada niat untuk mendiskreditkan satu dengan yang lain," kata Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Ahmad Yani di kantornya, Kamis (29/8/2019).
Ahmad Yani menyayangkan sikap pengusaha taksi Malaysia. Dia menegaskan, antara Indonesia dan Malaysia pada dasarnya adalah negeri serumpun. "Intinya kita adalah bangsa satu rumpun, tidak usah menjelek-jelekkan satu rumpun ini. Satu bangsa itu memberikan (jangan) statement yang nggak baik sehingga tidak menimbulkan kegaduhan," tegasnya.
Kalangan pengemudi taksi online di Malaysia menyatakan tak masalah jika Gojek masuk ke sana.
Mereka berpendapat, masuknya pemain baru di bisnis transportasi online akan menciptakan iklim bisnis yang kompetitif yang akan menguntungkan konsumen. "Sebagai sesama negara ASEAN, masuknya Gojek itu baguslah. Kita justru mau lihat layanan dia," ungkap pengemudi taksi Radj Kumar.
Shamsubahrin Ismail, pengusaha taksi Big Blue di Malaysia yang videonya viral di media sosial karena penolakannya terhadap rencana masuknya Gojek di pasar lokal, sudah menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat Indonesia.
"Indonesia ada di hati saya, rakyat Indonesia juga ada di hati saya. Saya memohon maaf atas kesalahan pernyataan say, yang telah menyebut Indonesia sebagai orang miskin,” ungkap Shamsubahrin seperti dilansir Malay Mail, Rabu(28/8/2019).