Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah tengah membuka peluang investasi sebesar-besarnya terhadap investor asing, sesuai dengan salah satu visi yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk pemerintahannya pada periode kedua.
Seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut adanya investor Jepang yang berani mengeluarkan modal senilai USD 4 miliar.
Kucuran dana tersebut untuk membangun pabrik baterai serta daur ulang baterai lithium di Morowali, Sulawesi Tengah.
Pernyataan itu ia sampaikan di sela pembukaan Indonesia Electric Motor Show (IEMS) 2019 yang digelar kali pertama oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Baca: Elza Syarief Laporkan dan Ungkap Pendapatan Hotman Paris Show yang Unggah Konflik Nikita Mirzani
Baca: Ditawari Najwa Shihab untuk Berbincang dengan Para Narasumber di Studio, Wiranto Justru Minta Maaf
Baca: Daftar Nama Menteri Pilihan Relawan yang Akan Disodorkan ke Jokowi
"Di Morowali, investor datang dan kemarin sudah ditandatangani USD 4 miliar untuk produksi baterai dan recycle lithium baterai," ujar Luhut, di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (4/9/2019).
Nantinya, kata Luhut, pabrik baterai tersebut akan mengolah nikel yang sebelumnya selalu diekspor ke Tiongkok.
Ia pun optimis bahwa adanya pelarangan terkait ekspor nikel ore akan membuat para investor mau berinvestasi di Indonesia.
Sehingga Indonesia tidak hanya menjadi negara pengekspor bahan mentah nikel saja, namun memproduksinya sendiri menjadi baterai di dalam negeri.
"Begitu kemarin nikel ore di banned, mereka (investor) nggak bisa bikin di tempat lain, bikinnya di Indonesia. Lalu cobalt ini adalah material utama lithium baterai, sekarang lithium baterai iitu sampai 80 persen ada di Indonesia," tegas Luhut.
Indonesia memang dikenal sebagai salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia.
"Jadi kita punya nikel, dari mylai stainless steel, karton steel, kartoda, sampai lithium baterai," jelas Luhut.