"Jadi saya kira untuk mendorong FDI, menangkap relokasi investasi tidak cukup dengan deregulasi. Hilangkan juga hambatan inkonsistensi kebijakan, perbaiki koordinasi pusat daerah, perbaiki tata kelola pertanahan, perbaiki kebijakan perburuhan, serta perbaiki sistem perizinan," pungkas dia.
Tempat menarik
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Faisal Basri kembali menyoroti pidato 'Visi Indonesia' oleh Presiden Joko Widodo mengenai kinerja investasi di tanah air.
Jokowi sempat mengatakan akan fokus menggenjot investasi, bahkan "menghajar" pihak-pihak yang memperlambat investasi di Indonesia.
Menurut Faisal, kinerja investasi sudah sangat baik.
Dia menyarankan Jokowi tidak memaksakan semua pelaku usaha terutama Badan Usaha Milik Negara untuk berinventasi tanpa perhitungan yang jelas.
"Seolah-olah investasi enggak nendang, bermasalah, ini sangat tidak benar. Saya heran kenapa pak Jokowi bilang itu. Investasi di kita baik-baik saja tidak jelek. It is okay dibanding negara lain," ujarnya dalam acara diskusi di Jakarta, Rabu (14/8/2019).
"Indonesia investasinya 32,3 persen (dari PDB). Kita above average, di era Jokowi naiknya sudah poll tak bisa dipaksa macam F1 kebakaran nanti mobilnya," ucap dia.
Faisal juga menilai investasi asing yang masuk ke Indonesia cukup menjanjikan.
Dia membantah pernyataan Kepala BKPM Thomas Lembong bahwa Indonesia peringkat ketiga paling tertutup untuk investasi asing.
Menurutnya, pada 2018 Indonesia masuk peringkat ke 16 di dunia sebagai penerima investasi asing, naik dua peringkat dari tahun sebelumnya.
"Investasi asing dibilang lambat, padahal nomor 3 paling atraktif di Asia, 48,1 persen investor mau tempatkan investasi di RI. 31 persen akan tetap di Indonesia tapi tak nambah investasi. Kita cuma kalah dari China dan India," jelas Faisal.
"Dibandingkan ASEAN levelnya kita tertinggi soal jumlah investasi. Kita cuma kalah dari China. Indonesia keren. Jadi persoalannya bukan investasi, pak Jokowi," ujarnya.
Baca: Berinvestasi di Emas Dianggap Sudah Kemahalan, Ini Pilihan Lain untuk Membiakkan Uang
Faisal Basri menilai, permasalahan investasi di Indonesia yaitu output atau hasil yang dihasilkan tidak optimal.