"Bagus sekali ya, karena setiap dolar yang didapat dari lalu lintas ekspor dampaknya sangat berguna untuk menambah devisa negara. Makanya, ke depan, saya berharap pertanian Indonesia semakin maju," tutupnya.
Diplomasi Perluasan Ekspor
Sementara itu Kepala Biro Humas dan Infmrmasi Publik Kementan RI, Kuntoro Boga Andri menyampaikan, diplomasi untuk memperluas jenis komoditas dan tujuan ekspor ke negara-negara baru terus dilakukan.
Hal ini mengingat investasi dan ekspor merupakan motor penggerak utama ekonomi nasional.
"Bercermin pada peningkatan ekspor selama Januari-Juli 2019 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018, kebijakan ini harus ditangani serius," katanya.
Mengutip Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin), selama Januari-Juli ekspor produk pertanian meningkat sebesar 3,0 persen.
Angka ini jauh meningkat jika dibandingkan Januari-Juli 2018 yang hanya 22,71 juta ton atau meningkat menjadi 23,39 juta ton.
Sedangkan untuk Januari-Juli 2019, Indonesia juga tercatat mengalami surplus perdagangan produk pertanian sebesar US$ 4,25 Milliar atau setara Rp 61,52 Triliun.
"Kinerja ekspor produk pertanian selama tahun 2014-2018 juga sangat membanggakan. Ini terlihat pada tahun 2013, di mana ekspor produk pertanian Indonesia masih bertengger pada angka 33,5 juta ton. Tapi pada tahun-tahun berikutnya, angkanya terus meningkat," tukasnya.