TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah banyak masyarakat yang terbantu berkat pinjaman usaha tanpa syarat yang diberikan Amartha untuk pemodalan UMKM di pedesaan. Selain itu meminjam di Amartha relatif lebih mudah karena tanpa jaminan. Sebagai jaminannya adalah diri sendiri.
Demi menjaga kesejahteraan masyarakat pedesaan, Amartha memberikan kemudahan dan para borrower (peminjam) juga akan mendapatkan informasi yang transparan tanpa ada hidden fee.
Para peminjam akan bergabung dalam suatu kelompok minimal 15-20 orang dengan persyaratan seperti KTP, Kartu Keluarga dan surat persetujuan dari suami.
Peminjam merupakan perempuan, diutamakan yang tinggal di daerah dengan keterbatasan akses terhadap lembaga keuangan atau perbankan, membentuk kelompok yang terdiri dari 15-20 orang, bersedia mengikuti pelatihan wajib kelompok, wajib hadir secara mingguan dalam pertemuan kelompok.
Pinjaman dari Amartha digunakan untuk modal usaha. Selain memberikan pinjaman, Amartha juga memberikan pelatihan bisnis dan kelola keuangan di kelompok tersebut.
Hal ini dilakukan agar para mitra usaha Amartha (sebutan bagi peminjam Amartha) dapat menjalankan usaha dengan baik dan benar.
Amartha melengkapi sistem teknologi keuangan dengan memberikan akses kepada mereka usaha mikro dan kecil yang selama ini belum mendapat akses keuangan formal.
Untuk memastikan bahwa kami memperoleh calon penerima pinjaman dengan kualitas dan tingkat risiko yang terukur, maka dilakukan tahapan sebagai berkut:
Survei wilayah dan demografi
Amartha mendatangi lokasi serta melakukan dialog dengan tokoh setempat agar mendapatkan gambaran menyeluruh tentang area yang akan dilayani untuk memetakan risiko serta potensi daerah sebelum membuka cabang atau kelompok pembiayaan baru.
Merujuk model pembiayaan Group Lending dan konsep Grameen Bank, calon penerima pinjaman perorangan diwajibkan membentuk satu kelompok kecil beranggotakan lima orang, lalu bergabung ke satu majelis besar berisi 15-20 orang.
Seluruhnya sepakat melakukan tanggung renteng atau menanggung risiko bersama-sama bila salah satu anggota kelompoknya mengalami gagal bayar. Kualitas anggota terjaga, karena setiap penerima pinjaman saling mengawasi kredibilitas satu sama lain.
Pelatihan wajib bagi peminjam
Setelah majelis dibentuk dan sebelum siklus pembiayaan dimulai, setiap anggota wajib mengikuti pelatihan yang dipandu tim lapangan atau BP Amartha.
Materi berupa pengetahuan tentang pengelolaan keuangan (financial literacy) serta kedisiplinan. Pemantauan dan pendampingan akan terus dilakukan selama pendanaan berjalan.
Amartha saat ini menjadi salah satu fintech yang agresif melakukan dukungan permodalan untuk UMKM. Perusahaan yang bernaung di bawah PT Amartha Mikro Fintek ini telah menjangkau klien di Sulawesi dengan didukung 34 cabang yang dibuka di Makassar, Pangkajene, Barru, Pare Pare, Pinrang, Gowa, Takalar, Palopo, Bone, Sopeng, Wajo, Sinjai, Jeneponto, Bulukumba dan Bantaeng.
Di acara talkshow edukatif di depan mahasiswa bertajuk Impact Talk Vol.3 dengan tema “Fintech untuk Generasi Cerdas” di Gedung IPTEKS, Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar, Selasa (1/10/2019), Andi Taufan Garuda Putra selaku pendiri dan CEO Amartha menyatakan, pihaknya telah menyalurkan pendanaan Rp 1,38 triliun kepada lebih dari 291 ribu perempuan pengusaha mikro di desa.
Saat ini tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih rendah. Hasil riset OJK pada tahun 2016 hanya 29,7% masyarakat yang paham inklusi keuangan.
Baca: Partai Koalisi Saling Berebut Kursi, Hilang Sudah Fungsi Legislatif di DPR
Berdasarkan riset tersebut, 1% kenaikan inklusi keuangan akan mendorong kenaikan pertumbuhan PDB per kapita sebesar 0,03%. Tahun 2019, OJK menargetkan untuk meningkatkan inklusi keuangan hingga 35%.
Andi Taufan menjelaskan, pihaknya berperan aktif dalam mendorong inklusi keuangan dengan memberikan akses keuangan dan edukasi kepada mitra, yang merupakan perempuan pengusaha mikro di pedesaan, serta pendana Amartha terutama kaum milenial yang mencapai 68%.
Baca: Jokowi Tak Menjawab Pertanyaan Wartawan tentang Penangkapan Musisi Ananda Badudu
Andi memaparkan, selain memberikan pendanaan untuk usaha produktif, Amartha juga memberikan pendampingan mengenai pengelolaan keuangan dan tata cara pengelolaan usaha kepada mitra Amartha.
Lebih dari 1,38 triliun rupiah modal usaha dari pendana di Amartha telah tersalurkan kepada lebih dari 290 ribu mitra usaha perempuan di Indonesia.