TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesadaran masyarakat Indonesia dalam berasuransi saat ini masih dinilai lemah. Hal ini dipicu oleh masih rendahnya tingkat literasi masyarakat tentang manfaat berasuransi, terutama masyarakat yang tinggal di daerah.
Karenanya edukasi tentang pemahaman perlunya berasuransi ke masyarakat perlu terus dilakukan oleh pelaku industri asuransi.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2016 menunjukkan, indeks literasi asuransi turun menjadi 15,8% dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 17,84 persen.
Sementara, tingkat utilitas tahun 2016 mencapai 12,08 persen, naik dari hasil survei tahun 2013 di angka 11,81 persen.
Berdasarkan data tersebut, artinya, dari 100 orang Indonesia hanya 15-16 orang yang mengenal lembaga keuangan asuransi. Sementara hanya ada 12 orang yang sudah menggunakan jasa asuransi.
Mengacu pada data rendahnya angka literasi masyarakat dalam berasuransi, perusahaan asuransi pelat merah PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) menyelenggarakan safari kegiatan Literasi Asuransi di lima kota di Indonesia Timur, meliputi Mataram, Ternate, Tarakan, Gorontalo dan Kupang.
Baca: Fadli Zon Disebut-sebut Masuk Bursa Calon Menteri di Kabinet Jokowi, Segini Daftar Kekayaannya
Sekretaris Perusahaan PT Askrindo (Persero), Denny S. Adji mengatakan, sebagai perusahaan BUMN, pihaknya berkewajiban mensosialisasikan apa itu asuransi dan pentingnya berasuransi ke masyarakat luas.
Baca: Jokowi Dilantik 20 Oktober, Tapi Susunan Kabinet Jokowi-Maruf Sudah Bocor, Begini Reaksi Istana
"Dalam rangka hari asuransi tahun ini, kami menyelenggarakan program literasi asuransi di daerah yang relatif angka literasi asuransinya masih sangat rendah di Kota, Mataram, Ternate, Tarakan, Gorontalo dan Kupang," ujarnya di Jakarta, Jumat (18/10/2019).
Baca: Keluarga Janda di Sragen Hajatan Nikahkan Anaknya, Tak Ada Tetangga yang Datang Hanya Gara-gara Ini
Kegiatan ini sosialisasi asuransi ini menyasar siswa Sekolah Menengah Atas/Kejuruan dan diikuti total 535 orang siswa dengan rata-rata jumlah peserta di setiap daerah mencapai 107 siswa.
Materi yang diberikan di kegiatan literasi antara lain hak-hal mendasar mengapa perlu adanya asuransi dan pentingnya berasuransi, yaitu hubungan antara risiko dan asuransi. Selain itu, dijelaskan juga jenis-jenis asuransi dan manfaatnya.
Baca: Penuturan Blak-blakan Widy Vierra Jadi Korban Kekerasan Pacar dan Pengalaman Diculik
"Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa asuransi itu hanya ada asuransi kesehatan saja, padahal masih banyak produk produk yang dapat melindungi mereka dari risiko yang hadir dalam kegiatan sehari-hari, seperti asuransi kecelakaan diri atau asuransi perjalanan yang merupakan salah satu produk dari Askrindo, atau asuransi pendidikan yang dimiliki oleh perusahaan asuransi lain," ujar Denny.
Selain dalam rangka memperingati Hari Asuransi kali ini saja, Askrindo telah melakukan literasi asuransi dalam beberapa kesempatan, diantaranya dalam program CSR lingkungan yang dilaksanakan rutin tiap bulan.
Dalam program Askrindo Peduli Sungai Ciliwung, Askrindo menggagas salah satu program, yaitu literasi bersih sungai.
Askrindo juga memberikan sosialisasi asuransi ke siswa-siswa pertukaran pelajar tentang wawasan dan pentingnya berasuransi.
“Kami sadar tentang stereotip masyarakat terhadap asuransi, seperti klaim yang sulit, iuran yang mahal dan lain sebagainya. Namun kami terus berupaya melakukan pendekatan yang lebih halus melalui program-program kami yang lain, seperti penetrasi melalui kegiatan CSR maupun program kegiatan dari pemerintah dengan harapan nantinya secara perlahan masyarakat akan sadar betapa pentingnya berasuransi,” tambah Denny.
Sementara itu, guna menjawab tantangan digitalisasi serta masuk kedalam era millenial, Askrindo terus melakukan penetrasi secara digital, salah satunya dengan adanya aplikasi digiAsk yang bertujuan memudahkan masyarakat membeli serta menambah wawasan tentang pentingnya berasuransi.
"Selain menggelar acara literasi seperti ini, kami juga secara rutin melakukan literasi melalui website, aplikasi digiAsk, dan sosial media yang kami miliki. Dengan begitu kita dapat membantu pemerintah meningkatkan angka pemahaman asuransi kepada masyarakat luas," ujarnya.