“Ketika awal memulai, kami bertanya kepada pelaku segmen UMKM yang tidak terjangkau pinjaman bank konvensional tentang apa yang mereka butuhkan, ternyata keterbatasan modal. Kami terinspirasi memberikan pinjaman berupa modal usaha, dari situ ada peningkatan produktivitas mereka karena barang yang akan dijual bisa lebih banyak dan lebih bervariasi,” ucap Co-Founder dan CEO Tokomodal, Chris Antonius.
Chris menekankan bahwa skema pinjaman Tokomodal yang non-tunai merupakan upaya utama untuk mencapai peningkatan produktivitas UMKM tersebut.
Karena menurut ia, jika pinjaman diberikan dalam bentuk tunai maka akan memicu perilaku konsumtif peminjam dana. Dalam menjalankan skema pinjaman itu, Tokomodal menggandeng Alfamart sebagai mitra yang dianggap memiliki ekosistem pembinaan UMKM yang baik.
Pinjaman modal diajukan oleh pelaku UMKM melalui aplikasi yang kemudian ditindaklanjuti dengan disalurkan langsung oleh pihak Tokomodal kepada Alfamart sehingga pada hasil akhir, peminjam akan mendapatkan produk konsumsi sehari-hari dari Alfamart untuk dijual kembali di warungnya.
“Sinergi dari jangkauan keuangan inklusif Tokomodal serta jangkauan distribusi geografis Alfamart berupa consumer goods hingga ke pelosok daerah membuat pelaku UMKM binaan bisa merasakan manfaat nyata untuk melangsungkan usahanya,” kata Chris menambahkan.
Terkait dengan hal tersebut, General Manager Department Store Sales Point Alfamart, Tri Wiyono, juga menyatakan, “anggota Alfamikro sejauh ini bisa merasakan manfaat, terlebih dengan adanya bantuan pinjaman dari Tokomodal yang akan menambah volume belanja serta pendapatan usaha di warung.”