TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Envy Technologies Indonesia Tbk membukukan kinerja yang bertumbuh signifikan sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini atau per September 2019, seiring dengan kenaikan bisnis sistem integrasi informatika.
Mengacu laporan keuangan, Envy mencatatkan laba bersih melonjak 79% menjadi Rp 5,61 miliar pada periode Sembilan bulan tersebut, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 yakni Rp 3,13 miliar.
Melonjaknya laba bersih perusahaan ditopang dengan pendapatan perseroan yang juga melesat menjadi Rp 121,41 miliar atau tumbuh hingga 147% dibandingkan dengan per September 2018 yakni Rp 49,18 miliar.
Presiden Direktur Envy, Dato’ Sri Mohd Sopiyan bin Mohd Rashdi mengatakan lini bisnis Sistem Integrasi Informatika tetap menjadi penyumbang pendapatan terbesar, yakni meningkat 110% year on year (yoy).
Baca: Jalani Restrukturisasi Utang, Kinerja Bakrie & Brothers Mulai Membaik
“Kegiatan usaha ini [Sistem Integrasi Informatika] berkontribusi 67% dari total pendapatan per September 2019. Kami terus konsisten untuk fokus dengan arah permintaan pasar layanan digital,” kata Dato’ Sri Mohd Sopiyan, dalam acara paparan publik, Rabu, 6 November 2019 di Jakarta.
Perseroan memiliki tiga bisnis utama yakni Sistem Integrasi Informatika, Sistem Integrasi Komunikasi, dan Jasa Pengamanan Teknologi Informasi.
Pada periode hingga September itu, bisnis Sistem Integrasi Informatika menyumbang Rp 80,86 miliar, atau naik 108% dari periode yang sama 2018 yakni Rp 38,86 miliar, Sistem Integrasi Telekomunikasi sebesar Rp 39,99 miliar, melesat 330% dari sebelumnya Rp 9,29 miliar, dan Jasa Pengamanan Teknologi Informasi sebesar Rp 567,47 juta, atau turun 45% dari sebelumnya Rp 1,03 miliar.
Baca: BNI Syariah Catat Laba Bersih Rp461,96 Miliar di Triwulan III-2019
Hingga kuartal III-2019 itu, aset Envy tumbuh mencapai Rp 361,53 miliar, bertambah dari posisi akhir Desember 2018 yakni Rp 170,65 miliar, ekuitas tercatat Rp 320,47 miliar dari akhir Desember 2018 yakni Rp 103,80 miliar, sementara kewajiban berhasil ditekan menjadi Rp 41,07 miliar dari Desember 2018 yakni Rp 66,85 miliar.
Perseroan memprediksi laba tahun berjalan di akhir 2019 bisa melebihi dari proyeksi dibandingkan dengan akhir Desember 2018.
Dato’ Sri Mohd Sopiyan menjelaskan beberapa strategi yang akan ditempuh perseroan di antaranya ekspansi di bisnis Big Data dan data analytics, artificial intelligence (kecerdasan buatan/AI), dan internet of thing (IoT).
Selain itu, perseroan juga akan fokus pada layanan block chain, core system (sistem inti) di industri layanan jasa keuangan, QRIS (QR Code Indonesia Standard), keamanan siber (cyber security),dan integrasi sistem telekomunikasi.
Baca: Laba Bersih Mandiri Syariah Meroket Lebih dari 100 Persen
Tak hanya itu, Envy selama ini juga masih mendapatkan pendapatan berulang dari beberapa bisnis layanan digital di antaranya perpajakan berbasis cloud dan non-cloud, dan keamanan siber berbasis cloud dan non-cloud.
Pendapatan berulang juga berasal dari bisnis core system atau sistem inti berbasis cloud dan non-cloud (klien sektor perbankan, pembiayaan non-bank dan asuransi), serta teknologi pembayaran digital berbasis cloud dan non-cloud, ritel cerdas (smart retail), dan lelang multimedia.
“Strategi tahun ini, penguatan posisi sebagai penyelenggara layanan jasa keamanan informasi digital, pengembangan eksponensial layanan big data dan layanan digital sektor keuangan, serta penguatan posisi sebagai mitra para perusahaan,” kata Dato’ Sri Mohd Sopiyan.
Perseroan tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham ENVY pada 8 Juli 2019 dengan meraih IPO sebesar Rp 222 miliar (harga IPO Rp 370 per saham) yang digunakan untuk ekspansi usaha. Hingga Jumat 1 November 2019, saham ENVY naik 3,42% di level Rp 2.720/saham, dengan kenaikan dalam tiga bulan terakhir mencapai 125% dan kapitalisasi pasar sebesar Rp 4,90 triliun.