Meski dihantam isu ekonomi global hingga menyebabkan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, kondisi ekonomi 2018 ditutup dengan pertumbuhan ekonomi 5,17%, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,07%.
Memasuki 2019, hangatnya dinamika politik, terutama seputar pemilihan umum dan pemilihan presiden, menjadi perhatian pelaku ekonomi nasional. Gubernur Bank Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun mencapai 5,2%.
Konsumsi rumah tangga yang terjaga menjadai harapan penopang pertumbuhan ekonomi pada Q3 2019. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga diharapkan datang dari investasi bangunan dan infrastruktur yang berjalan.
BI mendorong melalui penurunan bunga agar ada kenaikan kredit perbankan untuk menaikkan pinjaman. Pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 5,3%.
Kredit
Survei Perbankan Bank Indonesia mengindikasikan perlambatan pertumbuhan kredit baru pada kuartal ketiga 2019. Berdasarkan Saldo Bersih Tertimbang (SBT), permintaan kredit baru pada Q3 2018 turun menjadi 68,3% dibandingkan kuartal sebelumnya 78,3%.
Melambatnya penyaluran kredit konsumsi terutama disebabkan turunnya permintaan kredit konsumsi. Perlambatan pertumbuhan kredit konsumsi terutama bersumber pada melambatnya kredit kepemilikan rumah/apartemen dan kredit multiguna.
Survei Bank Indonesia menunjukkan perkiraan meningkatnya pertumbuhan kredit baru, di mana kebijakan pada kuartal keempat 2019 diperkirakan lebih longgar. Pelonggaran standar penyaluran kredit terutama pada kredit pemilikan rumah/apartemen, investasi, dan kredit UMKM. Aspek kebijakan pelonggaran penyaluran antara lain pada plafon kredit, suku bunga, dan agunan.
Kebijakan pelonggaran ini diharapkan dapat membantu menjawab keluhan responden Rumah.com Property Affordability Sentiment Index, yang merasa syarat KPR terlalu rumit dan uang muka terlalu besar
Sudut Pandang Rumah.com
Mengamati data Rumah.com Property Market Index dan data nasional, pasar properti nasional di tahun 2020 akan lebih positif, setelah tertahan di 2019. Hal yang perlu diantisipasi adalah Hari Raya Idul Fitri dan respon pasar terhadap situasi politik nasional serta ancaman ekonomi global.
Indeks harga properti hunian berdasarkan Rumah.com Property Market Index diperkirakan akan mengalami kenaikan pada kisaran 6-9% (y-o-y) pada akhir 2020. Sementara indeks suplai properti hunian berdasarkan Rumah.com Property Market Index diperkirakan akan mengalami pertumbuhan pada kisaran 5% (y-o-y) pada akhir 2020.
Kondisi ekonomi dan politik nasional tidak terlalu berpengaruh pada optimisme pengembang dalam hal penawaran harga. Sebaliknya, kedua hal tersebut tercermin dalam optimisme pengembang dari sisi suplai. Penjual sebaiknya fokus pada properti residensial kelas menengah dan menengah atas, dengan menonjolkan prospek investasi dan dukungan transportasi umum di sekitar properti.
Meski terjadi penurunan pada kepuasan terhadap iklim properti saat ini dibandingkan tahun lalu, secara umum kepuasan masyarakat masih tinggi. Sebanyak 55% responden Rumah.com Property Affordability Sentiment Index juga mengaku berencana membeli properti tahun depan. Meski demikian, berbelitnya proses pengurusan KPR, terutama untuk pekerja lepas, bisa menjadi penahan laju pasar properti nasional.