News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

IHSG Bisa Sentuh 5.500 Didorong Aksi Jual Besar-besaran Jika Damai Dagang Batal

Editor: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan beraktivitas di dekat tayangan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/7/2017). Perdagangan IHSG pada pembukaan pertama usai libur lebaran naik 0,29 persen atau 16,89 poin di level 5.846.60. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih Negatifnya berita global dan regional ditambah beberapa khasus di dalam negeri menurunkan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun ke level 6220.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, IHSG bisa berpeluang turun test menyentuh level 5.524 dalam beberapa pekan kedepan jika damai dagang Amerika Serikat (AS) dan China batal.

Hans memperkirakan, IHSG pekan depan akan bergerak di level support 5.939 sampai 5.767 dan resistance di level 6.100 sampai 6.200.

"Investor kami rekomendasikan SOS ketika pasar menguat dan melakukan pemelian kalau terjadi koreksi dalam di pasar," ujarnya di Jakarta, Minggu (1/12/2019).

Baca: Pelaku Pasar Harap-harap Cemas Jelang Damai Dagang Awal Desember

Ia menjelaskan, dampak dan balasan dari China atas kebijakan AS akan menjadi perhatian pasar pada pekan depan, apakah peristiwa ini dapat menganggu kesepakatan fase pertama kedua negara.

Menurutnya, ekspektasi dari pelaku pasar saat ini adalah hal ini tidak akan menanggu kesepakatan kedua Negara, namun bila terjadi sebaliknya maka pelaku pasar harus bersiap menghadapai aksi jual besar-besaran.

Sementara, data ekonomi AS yang keluar pekan ini cukup baik, dimana data pesanan barang tahan lama naik 0,6 persen pada Oktober, jauh melebihi ekspektasi penurunan 0,8 persen.

Kemudian, data klaim pengangguran mingguan turun menjadi 213.000 dari 227.000 dan pertumbuhan PDB kuartal III 2019 direvisi menjadi 2,1 persen, dari rilis sebelumnya sebesar 1,9 persen.

Ringkasan kondisi ekonomi dari Federal Reserve (Fed) juga menunjukkan ekonomi AS berkembang secara moderat antara Oktober dan pertengahan November.

Selain itu, Hans menambah, rilis data defisit perdagangan barang AS menunjukkan penurunan tajam pada Oktober karena ekspor dan impor menurun.

"Data ekonomi yang baik ini semakin menengelamkan harapan penurunan bunga Fed di akhir tahun. Tetapi The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga rendah," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini