Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom Faisal Basri mengungkapkan, pihak asing banyak memegang Surat Utang Negara (SUN) Indonesia hingga porsinya mencapai 38 persen.
Faisal mengatakan, porsi asing tersebut jadi yang terbesar di kawasan Asia, sehingga pemerintah menjadi dalang atas ketidakpastian ekonomi negara.
"Porsi 38 persen utang pemerintah dipegang asing ini tertinggi. Di negara lain, rata-rata dibawah 10 persen, China 4 persen, Filipina dibawah 10 persen, yang membuat ketidakpastian adalah pemerintah," ujarnya di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Baca: Jaga Inflasi dan Rupiah, BI Perlu Didukung Kebijakan Kemenkeu
Baca: Ekonom Faisal Basri Kritik Luhut: Menteri Apa Calo? Semua Diurusi. . .
Sementara itu, perekonomian Indonesia dinilainya masih aman karena tidak terlalu ekspansif, sehingga tidak tenggelam ketika terjadi krisis.
"Saat krisis 2008 hingga 2009, ekonomi kita masih tumbuh 4,6 persen. Di saat resesi, level ekonomi kita masih di selokan, tidak mungkin tenggelam," kata Faisal.
Selain itu, lanjutnya, sektor keuangan Indonesia juga tidak akan mengalami guncangan kencang jika terjadi krisis karena inklusivitas masih rendah.
"Sektor keuangan masih cetek, kalau ada krisis global kita tidak masalah. Tentu semua turun, tapi penurunan kita paling kecil," pungkasnya.
Tercatat, porsi kepemilikan asing di obligasi korporasi mencapai 7,42 persen di 2017. Sementara, di 2018 porsi kepemilikan menurun ke 6,69 persen.
Sedangkan, hingga akhir November 2019, porsi kepemilikan asing bertahan di 6,46 persen. Sementara, kepemilikan asing di SUN terus naik dan bertahan di porsi jumbo 38 persen.