TRIBUNNEWS.COM - PT Jasa Marga (Persero) Tbk tengah mengkaji untuk menambah satu lajur permanen di Jalur A Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Hal ini dilakukan guna memperlancar arus lalu lintas, menyusul kepadatan yang terjadi akibat pertemuan jalur atas atau Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated atau Tol Layang Jakarta-Cikampek dengan tol eksisting.
"Ke depan sedang dikaji penambahan permanen satu lajur di bawah untuk smoothing proses merging jalur atas dan bawah," Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru Santoso, Rabu (25/12/2019).
Penambahan kapasitas jalan ini dilakukan mulai off ramp KM 48 A.
Baca: H-1 Natal, Jasa Marga Kembali Berlakukan Contraflow
Untuk sementara, lanjut Heru, kepadatan ditangani dengan rekayasa lalu lintas berupa lawan arus atau contra flow dari KM 47 hingga KM 61 sebagai tambahan kapasitas satu lajur arah Cikampek.
Rekayasa lawan arus ini sudah dilakukan beberapa hari sebelumnya dan juga Rabu (25/12/210) ini yang dimulai pada pukul 09.55 WIB.
Pemberlakuan contra flow dilakukan atas diskresi Kepolisian. Untuk mendukung kelancaran contra flow, Jasa Marga menyiagakan petugas dan penyiapan rambu-rambu.
Selain penambahan kapasitas, rekayasa buka-tutup rest area 50 A diberlakukan jika terjadi kepadatan.
Terkait hal ini, Jasa Marga juga tengah mempertimbangkan untuk merelokasi rest area tersebut ke titik lainnya.
Kepadatan lalu lintas di titik pertemuan Tol Layang Jakarta-Cikampek dan tol eksisting juga menjadi perhatian Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Berdasarkan data sementara Asosiasi Tol Indonesia (ATI), selama dua hari perhelatan mudik tanggal 21-22 Desember 2019 sebagai puncak arus mudik Nataru, total volume kendaraan Tol Layang Jakarta-Cikampek ke arah timur, masing-masing sebanyak 121.000 unit dan 145.000 unit.