Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan para Duta Besar (Dubes) Indonesia di luar negeri tidak hanya menjadi duta perdamaian seperti yang diamanatkan oleh konstitusi.
"Kita tahu semua bahwa bapak ibu adalah duta besar sebagai duta perdamaian, ini adalah amanat konstitusi. Tapi saya ingin kita semua fokus ke diplomasi ekonomi," ucap Jokowi saat membuka Rapat Kerja (Raker) Kepala Perwakilan RI dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/1/2020).
"Saya ingin 70-80 persen fokus di diplomasi ekonomi. Ini sangat diperlukan oleh negara kita. Jadi penting duta besar jadi duta investasi," kata Jokowi lagi.
Jokowi menjelaskan sebagai seorang duta investasi, maka para duta besar harus memahami betul investasi di bidang apa yang diperlukan serta yang menjadi prioritas.
Baca: Najwa Shihab Ungkap Sejumlah Temuan Kapal China di Natuna, Jokowi Datang Mereka Belum Pergi
Baca: Pengakuan Nelayan Natuna: Tak Cuma China, Saya Pernah Diusir Kapal Vietnam di Perairan Indonesia
Baca: Anies Buka Lebar Pintu Perizinan kepada Pemkot Bekasi Buang Sampah Banjir ke Bantargebang
Mantan Wali Kota Solo ini mencontohkan investasi yang dilakukan bisa berkaitan dengan subsitusi impor dan energi. Keduanya dinilai penting karena indonesia sudah terlalu banyak impor minyak dan gas.
"Investasi berkaitan energi ini penting. Kita sudah kebanyakan impor minyak dan gas. Kalau kita bisa produksi sendiri B50, posisi tawar kita bisa naik.
Bantuan dari para duta besar mengenai investasi penting sekali," tegas Jokowi.
Kemudian Jokowi meminta para duta besar menjadi duta ekspor untuk merubah devisit neraca perdagangan yang bertahun-tahun tidak berubah. Dia berpesan, ekspor tidak perlu fokus ke negara besar tapi juga ke negara-negara berkembang di Afrika.
Terakhir Jokowi berpesan selain tugas pokok sebagai duta investasi dan ekspor, para duta besar bisa mengisi kegiatan mereka dengan promosi pariwisata maupun kedaulatan.
"Sisanya bisa diisi dengan pariwisata, diplomasi perdamaian dan kedaulatan karena kedepan kita mau bangun kepercayaan. Itu penting," tambahnya.