TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dari analisa yang dilakukan Kantar dalam industri FMCG di Indonesia, Facebook memberikan Return on Investment (ROI) yang cukup tinggi.
Dalam setiap 1 rupiah yang diinvestasikan oleh sebuah merek di Facebook rata-rata akan memberikan pengembalian penjualan 1,82 kali lebih besar.
Meski media sosial menjadi saluran menarik bagi perusahaan, di Indonesia, TV masih tetap menjadi platform yang kuat dengan jangkauan audiens yang sangat luas.
"Keduanya harus dapat saling bersinergi untuk mendorong pertumbuhan merek dan meningkatkan penjualan serta bisnis," kata Johan Pangaribuan, Expert Solution Director Kantar Indonesia dalam paparannnya di Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Kantar juga mengamati kebiasaan para panelis ini dalam mengkonsumsi media terutama TV dan paltform digital.
Gabungan dua data ini memudahkan Kantar menganalisis Consumers Mix Modelling (CMM) dan mengevaluasi iklan dari sebuah merek terhadap peningkatan penjualan, serta melihat dampak iklan tersebut terhadap pembelian.
Baca: Kondisi WNI Positif Virus Corona di Singapura Mulai Stabil
Baca: Sudjiwo Tedjo Setuju WNI Eks ISIS Dipulangkan: Kalau Tolak Usir Juga Koruptor dari Negeri Ini
Baca: Curhat Pilu Indra Bekti Program Bayi Tabung Aldila Gagal: Perut Disuntik 8 Kali Sampai Biru-biru
Ia mengatakan, sinergi antara TV dan Facebook sangat positif.
Sinergi ini menghasilkan tambahan penjualan yang lebih besar dan kemungkinan konsumen untuk membeli produk tertentu setelah mereka yang melihat TV dan Facebook menjadi lebih besar yaitu 1,3x lebih besar dari estimasi.
Studi dari Kantar menunjukkan ketika terjadi kombinasi antara TV dan Facebook, kemungkinan pembelian terhadap sebuah merek meningkat hingga 56 persen.
Bahkan, pada kenyataannya, kemungkinan pembelian bisa mencapai 71%.
"Ini artinya bahwa TV dan Facebook menghasilan sebuah simbiosis yang saling melengkapi dan bersama-sama mendorong pertumbuhan merek dan bisnis di Indonesia," katanya.
Untuk lebih memahami bagaimana bisnis para mitra Facebook dapat tumbuh, ada tiga solusi pengukuran yang ditawarkan berdasarkan studi ini.
Pertama, mengukur dan megoptimalkan bagaimana bisnis dapat menjangkau lebih banyak konsumen atau audience outcomes.
Kedua, mengukur bagaimana biaya iklan yang dikeluarkan oleh bisnis dapat berdampak pada tujuan bisnis atau brand outcomes.
Ketiga, mengukur bagaimana biaya iklan tersebut berdampak pada penjualan atau sales outcomes.
Marketing Science Lead untuk Facebook di Indonesia, Adisti Latief mengatakan, Facebook terus mendukung perkembangan bisnis yang mengadopsi teknologi digital untuk memberikan program dan solusi.
"Juga membantu mereka terhubung dengan para konsumen melalui cara yang lebih bermakna, yang nantinya dapat menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas," katanya.
Ditambahkannnya, salah satu solusi yang kami berikan adalah pemahaman pentingnya pengukuran biaya iklan yang dapat berdampak pada penjualan dan pertumbuhan bisnis.