News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bank Mandiri Bagikan 60 Persen Laba Bersih ke Pemegang Saham

Penulis: Ria anatasia
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direksi Bank Mandiri usai RUPST di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Mandiri menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun 2020.

Dalam RUPST itu, Bank Mandiri membagikan dividen senilai Rp 16,49 triliun atau setara Rp 353,34 per lembar saham.

Angka tersebut adalah 60 persen dari jumlah laba bersih sepanjang 2019 yang mencapai Rp 27,5 triliun atau tumbuh 9,9 persen dibanding tahun lalu (year on year/yoy).

Baca: BREAKING NEWS Iran Mengkonfirmasi 2 Kasus Positif Virus Corona, Total 30 Negara Terinfeksi Covid-19

Baca: Kisah Wanita Asal London Gabung ISIS, Baru Tahu Kehilangan Kewarganegaraan: Hancur Berantakan

Selain itu, nilai dividen tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 11,2 triliun atau Rp 241 per lembar saham.

“Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan dalam mengembangkan bisnis dan memenuhi ketentuan terbaru regulator, serta sebagai bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungannya," kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar di Plaza Mandiri, Jakarta (19/2/2020).

Di kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Manndiri Silvano Winston Rumantir memaparkan, laba bersih Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat sebesar Rp 27,5 triliun atau tumbuh 9,9 persen secara year on year (yoy).

Pencapaian tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit konsolidasi yang sebesar 10,7 persen YoY hingga mencapai Rp 907,5 triliun pada akhir tahun lalu.

Dari kucuran tersebut, perseroan berhasil mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp 59,4 triliun, naik 8,8 persen YoY dibanding tahun sebelumnya. Alhasil, aset perseroan pun terkerek naik 9,65 persen menjadi Rp 1.318,2 triliun pada akhir tahun lalu.

Sementara rasio NPL gross turun 42 bps menjadi 2,33 persen dibandingkan Desember tahun lalu. Dampaknya, biaya CKPN pun ikut melandai sebesar -14,9 persen YoY menjadi Rp 12,1 triliun.

"Jadi (bagi dividen 60 persen laba) aman, kita sudah perhitungkan impact ke permodalan hingga dampak ke PSAK 71, range dampak sebagai pengurangan modal Rp22-25 triliun," jelas Silvano.

"Modal kami Rp 194 triliun sehingga dengan dividen yang sudah dideclare kami komitmen jaga CAR (rasio kecukupan modal) di atas 18 persen," tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini