TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya membina 925 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Seperti halnya kios-kios pedagang, mereka melibatkan influencer siaran langsung untuk promosi dan jualan. Hasilnya, luar biasa. Dalam setahun total omzet lebih dari Rp 1 miliar.
Optimasi pemasaran produk UMKM antara lain dengan melibatkan influencer media sosial, tampak di lantai dasar Gedung Hub UMK Jakarta Raya di Kembangan, Jakarta Barat, Senin (25/11/2024) pagi. Aktivitas yang terlihat misalnya, seorang perempuan muda berkulit kuning langsat berdiri di depan kamera telepon seluler yang terpasang di ring lght tripod. Mulutkan komat-kamit. Paras wajahnya elok dipandang. Kedua tangan bergantian menunjukkan produk-produk hasil usaha mikro, kecil, dan menengah untuk disorot kamera.
Perempuan itu adalah Dhea Putri Pratiwi, host live Tiktok Hub Usaha Mikro Kecil (Hub UMK) PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya, Senin (25/11/2024). Pagi itu, Ayu, sapaan Dhea Putri Pratiwi, terus saja jualan live melalui akun media sosial ketika General Manager Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya Lasiran dan jajaran beserta belasan pemimpin media massa memasuki gedung hub UMK.
Baca juga: Usung Kolaborasi, PLN Dukung Optimalisasi PLTSa Solo Sulap Sampah Jadi Energi Listrik
Saat susana hiruk pikuk, Ayu tetap live Tiktok. Promosi dan jualan. Saat itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Lasiran menggunting pita, meresmikan gedung baru Hub UMK Jakarta Raya di Kembangan, Jakarta Barat. Hub UMK merupakan wadah kolaborasi PLN dalam membentuk Digital Economy Ecosystem melalui pembinaan bagi pelaku UMKM untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas. Hub UMK UID Jakarta Raya bermitra dengan 925 UMKM.
Acara peresmian ini juga dihadiri Vice President Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PLN Pusat Prima Ardhanie, Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Haris Andika serta jajaran manajemen PLN UID Jakarta Raya.
Di tempat ini, lebih dari 900 pelaku usaha sektor usaha mikro, kecil, dan menengah mitra binaan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya kini dapat mengoptimalkan bisnisnya. Mereka ikut training cara public speaking agar meyakinkan saat jualan. Juga mendapat penegtahun menegnai pengemasan produk.
Pihak pengelola Hub UMK memberi laporan kepada Lasiran, selama setahun beroperasi, pejualan Hub UMKM telah menembus angka Rp 1 miliar. “Grand total omzet 1 tahun Hub UMK Jakarta Raya 1,073 miliar lebih,” ujar pihak manajemen Hub UMK. Perinciannya, omzet penjualan 189 UMKM pada event internal PLN sebesar Rp 555 juta lebih, omzet event nasional dari 9 UMKM sejumlah Rp 245 juta, dan event internal domestik Jakarta 78 UMKM total Rp 289 juta.
General Manager PLN UID Jakarta Raya, Lasiran, menyampaikan bahwa gedung baru ini dirancang untuk mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM di wilayah Jakarta Raya.
"Kami percaya UMKM adalah pilar ekonomi Indonesia. Hub UMK Jakarta Raya hadir sebagai platform untuk mengembangkan potensi UMKM secara maksimal," ujar Lasiran.
Baca juga: Bangun Ekosistem Energi Hijau, PLN Kolaborasi dengan Startup
Gedung Hub UMK ini juga mengusung konsep ramah lingkungan dengan memanfaatkan Fly Ash and Bottom Ash (FABA), residu pembakaran batu bara dari PLTU Lontar yang dikelola oleh PLN. FABA digunakan untuk membangun berbagai bagian gedung, seperti tribun, dinding, dan meja dapur, sebagai bagian dari inovasi PLN mendukung pembangunan berkelanjutan.
"Kami berkomitmen untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, mengurangi emisi karbon, sekaligus memperkuat ekosistem bisnis yang lebih hijau dan berkelanjutan di Indonesia," kata Lasiran.
Selain peresmian, kegiatan ini juga diisi dengan sesi berbagi pengalaman dari dua UMKM unggulan PLN UID Jakarta Raya, yaitu Harry pengusaha Batik kontemporer Palbatu dan Mega Septiariandini dari Demero Indonesia, pelaku UMKM bidang makanan dan minuman. Pelaku UMKM diberi kesempatan berbagi pengalaman di ruangan khusus, semacam studio mini di lantai 3 Gedung Hub UMK PLN.
Harry berkisah, merintis usaha sejak 2011, kemudian transformasi ke Rumah Palbatu di kawasan Tebet Jakarta dua tahun kemudian. Ia memilih berusaha mengembangkan batik kontemporer, khas Jakarta. “Dulu banyak pembatik di Jakarta, tapi sempat menghilang. Saya coba hidupkan kembali dengan nuansa budaya kontemporer,: ujar Harry. Dalam perjalanan bisnisnya, sejak 2017, Harry melibatkan kalangan difabel atau disabilitas sebagai mitra. Mereka umumnya kaum rentan, seperti difabel dan penyintas kanker. Ada juga kalangan tunarungu, yang dinamai Harry sebagai “kawan Tuli/Teman Dengar”.
“Mereka ini kesulitan bekerja di tempat kerja orang-orang normal. Misalnya, mau ke kantor, bila menggunakan alat bantu kursi roda, masuk kantor akan terkendala. Maka libatkan mereka, bukan sebagai pekerja, tapi mitra kerja,” ujar Harry sembari berterima kasih kepada pihak hub UMK PLN yang telah memfasilitasi perkembangan UMKM.