TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wabah virus corona sempat membuat situasi di pasar saham global bergejolak.
Namun, PT. Lippo Karawaci Tbk (LPKR) diprediksi akan tetap kuat menghadapi tantangan ekonomi di awal tahun 2020 dengan sehatnya aspek finansial perusahaan.
Melansir Kontan.co.id, hal ini ditunjang antara lain, dengan pengambilan keputusan bisnis yang tepat melalui penjualan dua mal di awal tahun dan peluncuran obligasi yang direspons positif oleh pasar.
Terbaru, data pembukuan LPKR menyebutkan lebih dari 70% dari pendapatan Lippo Karawaci berasal dari recurring income alias pendapatan berulang, yang memberikan stabilitas di saat situasi pasar bergejolak.
Baca Juga: Sukses Perdana Prima beli 20,14% saham Trikomsel Oke (TRIO) di harga kurang dari Rp 1
Divisi healthcare dan mal menjadi penopang pertumbuhan pendapatan yang kuat.
Pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income) yang kuat dari segmen layanan kesehatan dimotori oleh Siloam Hospitals.
Siloam terus membuat kemajuan dalam hal ekspansi dan saat ini mengoperasikan 37 rumah sakit di 28 kota di Indonesia. Pendapatan dari segmen bisnis Mal & lain-lain juga terus naik.
Kinerja positif ini diapresiasi pasar dengan masuknya LPKR sebagai salah satu saham yang paling diminati investor asing di bursa selama awal 2020.
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan kesehatan LPKR dengan proporsi recurring income besar dapat mendorong sentimen positif.
"Semakin tinggi pendapatan berulang itu akan semakin baik. Recurring income tinggi menjadi salah satu indikator perusahaan memiliki fundamental yang kuat,” ujar Sukarno dalam keterangannya, Kamis (5/3/2020).
Kesehatan emiten dengan proporsi recurring income yang besar menjadi kekuatan terbesar LPKR menghadapi ketidakpastian ekonomi, salah satunya akibat virus Corona.
Ditambah lagi LPKR merupakan emiten di bidang kesehatan yang diprediksi akan menghadapi permintaan tinggi di saat kebutuhan kesehatan meningkat.
Tinggal LPKR memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada.