News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ekspor dan Impor Diperkirakan Terpengaruh Kasus Corona, PKB Ingin Pasar Dalam Negeri Diperkuat

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Diskusi bertema Kesiapan perdagangan Indonesia Menghadapi Wabah Virus Corona yang diadakan di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta, Jumat (6/3/2020).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wabah virus Corona yang terjadi di sejumlah negara terutama China berpengaruh pada sektor ekspor-impor dalam negeri.

Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Reza mengatakan dampak ekonomi akibat wabah virus Corona diprediksi akan berlangsung lama.

Karena itu, pihaknya menekankan saat ini sebenarnya menjadi peluang untuk memperkuat pasar dalam negeri.

"Saya kira virus Coroina akan cukup lama mempengaruhi perekonomian nasional kita. Tapi di lain pihak, kami di Komisi VI selain memiliki persoalan dengan eskpor-impor, kita memiliki peluang karena pasar dalam negeri jadi kosong," ujar Faisol Reza saat diskusi bertema Kesiapan perdagangan Indonesia Menghadapi Wabah Virus Corona di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta, Jumat (6/3/2020).

Menurut politikus PKB ini, seharusnya para pengusaha nasional bisa melihat kesempatan yang langka ini untuk bisa memegang pasar dalam negeri dengan lebih serius sehingga bisa mengurangi ketergantungan pada impor.

"Pemerintah tentu kita harapkan ada langkah-langkah konkret dari pemerintah, terutama untuk melakukan dukungan terhadap industri dalam negeri," urainya.

Baca: Virus Corona Pengaruhi Perekonomian Negara, Sri Mulyani: APBN Harus Dibuat Fleksibel

Diakui Faisol Reza, langkah pemerintah dalam menangani masalah ekspor-impor yang terpukul akibat wabah Corona dinilai belum maksimal.

Menurutnya, belum ada langkah-langkah yang cukup kongret dari pemerintah untuk mengambil penindakan, khususnya terkait perdagangan di sektor impor maupun ekspor.

"Kemarin Pak Jokowi menyebut bukan hanya suplai yang kena, demand dan produksi juga kena. Mungkin tekstil dalam beberapa bulan terakhir itu termasuk yang dikeluhkan," ujarnya

Faisol menyebutkan, pada akhir 2019 lalu, sembilan perusahaan tekstil gukung tikar karena masuknya tekstil China yang menguasai di atas 70% membanjiri pasar dalam negeri sehingga pengusaha tekstil dalam negeri merasa pemerintah salah mengambil kebijakan karena memukul tekstil industri dalam negeri.

"Tapi setelah ada kasus Corona ini tentu menyebabkan industri tekstil kita bukan saja terpukul, tapi bahan baku tekstil kita terancam. Saya belum mendengar secara serius dari pemerintah kita menyiapkan langkah substitusi yang kira-kira bisa menggantikan bahan baku, salah satunya tekstil sehingga industri tekstil kita berjalan bahkan bisa mengisi," urainya.

Menurutnya, saat ini bisa jadi momentum karena dengan berkurangnya impor maka berkurang juga suplai dari impor. "Nah kesempatan industri dalam negeri untuk mengisi pasar yang kurang produk-produk impor," urainya.

Dikatakan Faisol Reza, akibat dari virus Corona yang muaranya dari China, kebutuhan pokok yang paling besar terimbas.

"90 persen kebutuhan pokok datang dari China jadi kalau dibayangkan dua jenis bawang putih yang diimpor dari China tidak masuk, kita kelabakan. Padahal bawang putih bisa bertahan satu bulan untuk disimpan dalam negeri. Langkah-langkah semacam ini yang kita harapkan pemerintah bisa mengambil tindakan yang cukup serius," katanya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini