News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Ekonomi Indonesia Tahun Ini Diprediksi Hanya Tumbuh 2,1 Persen karena Virus Corona

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Truk kontainer pengangkut peti kemas di area dermaga Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS) di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (15/7/2019) sore. Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 ini hanya sekitar 2,1 persen sebagai dampak dari pandemi virus corona.

Laporan Reporter Grace Olivia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 ini hanya sekitar 2,1 persen sebagai dampak dari pandemi virus corona.

Itu artinya, ekonomi Indonesia akan mengalami tekanan mendalam tahun ini karena sebelumnya Pemerintah memproyesikan ekonomi di 2020 ini masih bisa tumbuh 5 persen.

Bank Dunia dalam laporan ekonomi regional edisi April,  Asia Timur dan Pasifik di Masa Covid-19, Selasa (31/3/2020) memprediksi, pertumbuhan konsumsi rumah tangga, komponen yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, akan turun sangat tajam tahun ini.

Sektor ini hanya akan tumbuh 1,5% dibandingkan pertumbuhan tahun lalu 5,2%. 

“Ini seiring dengan implementasi restriksi pergerakan manusia untuk menekan penyebaran virus corona,” sebut Bank Dunia. 

Demikian pula halnya dengan investasi (PMTB) yang diperkirakan tidak akan mengalami pertumbuhan sepanjang tahun ini atau 0%, dibandingkan tahun lalu yang masih tumbuh 4,4%. 

Sebaliknya, konsumsi pemerintah diperkirakan akan menjadi komponen yang memperkuat ekonomi Indonesia sejalan dengan berbagai paket kebijakan stimulus fiskal yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan konsumsi pemerintah naik dari 3,2% pada tahun lalu menjadi 5% pada tahun ini. 

Namun di tengah tajamnya penurunan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global, pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia akan berlanjut mengalami kontraksi untuk dua tahun berturut-turut di 2020.

Sementara itu, pertumbuhan ekspor dan impor barang maupun jasa diprediksi tertekan masing-masing sebesar -2% dan -7%, dibandingkan tahun lalu -0,9% dan -7,7%. 

Bank Dunia menyebutkan, efisit neraca transaksi berjalan (CAD) juga diproyeksi akan kembali melebar dari 2,7% terhadap PDB pada 2019 menjadi 2,8% terhadap PDB pada tahun ini.

Hal ini sejalan dengan laju sektor pariwisata yang nyaris berhenti dan jatuhnya harga komoditas. 

Kendati demikian, Bank Dunia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami rebound dengan rata-rata pertumbuhan 5,4% pada tahun 2021-2022 mendatang.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini