News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Belva Devara Mundur

Sempat Tantang Debat, Ini Tanggapan Ekonom Bhima Yudhistira Atas Mundurnya CEO Ruangguru

Penulis: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ekonom Bhima Yudhistira

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom muda Bhima Yudhistira menyambut baik mundurnya Belva Devara, CEO Ruangguru dari posisi Staf Khusus Presiden Jokowi setelah keterlibatan Ruangguru dipersoalkan oleh masyarakat luas di program Kartu Prakerja yang diinisiasi Istana dalam rangka jaring pengaman sosial untuk korban pandemi Corona. 

Bhima Yudhistira adalah ekonom yang pada hari Minggu pagi, 19 April 2020 lalu menantang Belva Devara dalam debat terbuka untuk menguji kesahihan prosedur Ruangguru di program Kartu Prakerja berikut gagasan yang ditawarkan.

Postingan Bhima tentang debat terbuka tersebut diunggah di akun Facebook-nya. Dia menulis:

Milenial adalah generasi yang diharapkan membawa perubahan, berani melawan arus, tidak berada dalam lingkungan oligarki. Oleh karena itu publik ingin melihat gagasan apa yang bisa ditawarkan Milenial ditengah pandemi.

Ini undangan debat terbuka sesama Milenial, dalam rangka membangun kesadaran intelektual. Saya berharap kawan @belvadevara bisa memenuhi undangan ini.

*Kawan wartawan yang baik, saya ingin katakan bahwa saya sebagai pribadi bertanggung jawab dan tidak membawa nama lembaga apapun. terimakasih.

Setelah Belva resmi menyatakan mundur dari posisi staf khusus Presiden dan diumumkan Selasa 21 April 2020 kemarin, malam harinya, Bhima memberikan tanggapan yang dia tuangkan dalam empat poin pernyataan.

Dia menulis:

Tanggapan terhadap mundurnya Belva:

1. Saya mengapresiasi mundurnya kawan Belva Devara dari posisi Staff Khusus Presiden sebagai bentuk pertanggung jawaban Milenial untuk lebih profesional dalam menjalankan bisnisnya.

Belva telah menunjukkan bahwa Milenial harus memiliki integritas dan bisa menghindari konflik kepentingan yang muncul ketika berada dalam posisi di Pemerintahan.

2. Namun, permasalahan terkait Kartu Prakerja tidak serta merta tuntas dengan mundurnya Belva.

Pertama, masih perlu dilakukan penyidikan terkait MoU mitra pelaksana Kartu Prakerja yang dilakukan sebelum Peraturan teknis dikeluarkan Pemerintah. Kedua, Kartu Prakerja tidak menjawab persoalan krisis yang dihadapi, bahwa korban PHK lebih membutuhkan bantuan berupa cash transfer/ BLT dibandingkan dengan pelatihan online.

Untuk mencegah pemborosan anggaran, sebaiknya Pemerintah membatalkan pendaftaran gelombang kedua, dan mengalihkan seluruh anggaran Kartu Prakerja agar berdampak langsung pada daya beli masyarakat yang terkena Covid19.

Ketiga, dibandingkan memberikan pelatihan online, lebih baik Pemerintah memberikan subsidi internet selama 3-5 bulan kepada seluruh rakyat Indonesia sehingga masyarakat bisa mengakses konten pelatihan serupa di Youtube dan platform gratis lainnya. 

Baca: Cerita di Balik Mundurnya Belva Devara dari Posisi Stafsus Presiden

3. Saya berharap Staff Khusus Milenial lainnya yang memiliki konflik kepentingan antara bisnis dan jabatan publik untuk mengikuti jejak Belva, yakni memilih salah satunya tetap menjadi Staffsus atau profesional melanjutkan bisnis startupnya.

Baca: Di Balik Polemiknya, Ruangguru Adalah Perusahaan Penanaman Modal Asing Asal Singapura

Perjalanan karier kawan-kawan Millenial masih cukup panjang, dan generasi milenial yang jumlahnya 90 juta orang di Republik ini akan mengawasi setiap langkah kawan-kawan.

Maka jagalah amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kalian adalah harapan sekaligus contoh bagi rakyat Indonesia.

4. Karena posisi Belva sudah tidak lagi menjadi Staff Khusus, maka berakhirlah undangan debat yang saya ajukan.

Saya tidak memiliki masalah dengan Belva secara personal, melainkan hanya ingin mengajak bertukar pandangan terkait posisinya sebagai Staff Khusus Presiden.

Undangan debat terbuka dari ekonomi Bhima Yudhistira kepada CEO Ruangguru Belva Devara yang diposting di akun Bhima di Facebook, Minggu, 19 April 2020.

Belva mengumumkan sendiri pengunduran dirinya dari posisi Staf Khusus Presiden melalui sebuah postingan di akun Instagram, Selasa, 21 April 2020.

Dia juga sudah menyampaikan surat pengunduran dirinya dari posisi staf khusus kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden Jokowi pada tanggal 17 April 2020. ⁣

Dalam pernyataannya, Belva mengatakan, dia mengambil keputusan mundur karena tidak ingin polemik mengenai asumsi/persepsi publik yang bervariasi tentang posisinya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan. 

Keterlibatan Ruangguru di program Kartu Prakerja disorot karena salah satu pendiri sekaligus Direktur Utama Ruangguru, Adamas Belva Syah Devara, saat ini menjadi salah satu staf khusus Presiden Joko Widodo.

Posisi Belva sebagai “pejabat publik” dan keterlibatan Ruangguru di proyek pemerintah tersebut dinilai berbau konflik kepentingan.

Secara umum, program Kartu Prakerja adalah program subsidi dari pemerintah bagi kalangan pencari kerja maupun korban PHK.

Setiap pemilik Kartu Prakerja akan mendapatkan total manfaat dana senilai Rp 3,55 juta.

Belva Devara (INSTAGRAM @BELVADEVARA)

Program ini akan menyasar sekitar  5,6 juta penerima. Alhasil, total dana yang akan diguyur melalui subsidi Kartu Prakerja mencapai Rp 19,88 triliun.

Dari jumlah yang diterima oleh setiap pemilik Kartu Prakerja, sebanyak Rp 1 juta atau totalnya senilai Rp 5,6 triliun mengucur dalam bentuk subsidi pelatihan melalui “kelas online”.

Terkait kontroversi ini, Kementerian Koordinator Perekonomian dan Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja (PMO) menyatakan, proses verifikasi semua mitra Kartu Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan.

Pemilihan juga dilakukan langsung oleh peserta pemegang Kartu Prakerja.⁣

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini