Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Kementerian Agama (Kemenag) menunjukkan peningkatan pendaftaran haji dari 679.497 pendaftar pada 2018 menjadi 747.213 pada 2019, jauh melebihi kuota haji yang sekitar 200.000 setiap tahunnya.
Dari data itu, Permata Bank melihat potensi bisnis dari tabungan haji karena tingginya animo masyarakat hingga membuat waktu antre keberangkatan menjadi lama.
"Waktu antre terlama yakni hingga 39 tahun per Februari 2019 di beberapa daerah," ujar Direktur Unit Usaha Syariah Permata Bank Herwin Bustaman saat teleconference di Jakarta, Kamis (14/5/2020).
Menjawab keadaan ini, Permata Bank mengajak umat Islam mengisi Ramadan dengan memulai menabung sejak dini.
Baca: Co-Founder Sarankan Grab Hemat Uang, Antisipasi Situasi Sulit Akibat Pandemi Corona
Dananya bisa digunakan untuk membayar setoran awal dan melunasi biaya ibadah haji.
"Melihat bahwa kuotanya tidak bertambah, sedangkan pendaftarnya naik maka otomatis tahun antrean semakin panjang," kata Herwin.
Baca: Asosiasi Perusahaan Media dan Profesi Media Ajukan Permintaan Insentif Ekonomi ke Pemerintah
Herwin menjelaskan, mayoritas pendaftar masih didominasi pulau Jawa yakni Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan DKI Jakarta.
Lalu, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat.
Baca: Iuran BPJS Kesehatan Kok Naik Lagi? Pengusaha Mengaku Berat, Apalagi Masyarakat. . .
"Khususnya, di daerah Sulawesi Selatan itu waktu tunggu bisa 39 tahun. Kalau tidak dimulai dari awal usia dini 17 tahun, itu mungkin akan terlalu lama menunggu pendaftaran haji," ujarnya.
Hingga 2019 sudah ada 3 juta pendaftar yang masih dalam antrean untuk menunggu waktu keberangkatan haji.