Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa maskapai dunia akhirnya memilih untuk merumahkan karyawan mereka, baik sementara ataupun secara permanen.
Hal ini karena industri penerbangan terkena dampak yang sangat luar biasa, akibat dampak wabah Covid-19.
Akibat wabah ini, sejumlah maskapai terpaksa harus menutup ongkos produksi akibat adanya penuruan pendapatan.
International Air Transport Association (IATA) pada 24 Maret 2020, memprediksi potensi kerugian maskapai global akibat kehilangan penumpang karena dampak Covid-19 sebesar 252 miliar dollar Amerika Serikat (AS).
Penurunan penumpang ini karena beberapa negara menerapkan kebijakan larangan penerbangan, dari dan ke negara lain untuk menekan penyebaran Covid-19.
Tentunya ini bedampak terhadap maskapai mengenai pendapatan mereka yang menurun, hal ini berdampak adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada pegawainya.
Berikut daftar maskapai yang merumahkan pegawainya, yang dirangkum dari beberapa sumber:
1. Qantas Airline
Maskapai asal Australia, Qantas Airlines pertengahan Maret telah merumahkan dua per tiga dari 30.000 karyawannya.
Hanya sebagian saja yang mendapat gaji selama dirumahkan karena keuangan perusahaan tak cukup. Kebijakan ini dilakukan setelah 150 pesawat mereka tak bisa terbang.
“Kami juga akan memangkas 60 persen penerbangan domestik,” kata CEO Qantas Alan Joyce, seperti dikutip New York Post, Selasa (19/5/2020).
2. British Airways
Maskapai British Airlines, yang diberitakan oleh kantor berita BBC yang dikutip Selasa (19/5/2020) telah merumahkan 30 ribu karyawannya akibat wabah Covid-19.