“Kami butuh melakukan ini untuk memastikan bisa selamat di kemudian hari,” kata Bos British Airways Alex Cruz.
Ia juga menambahkan, sebagian gaji selama dua bulan akan diberikan menggunakan dana talangan pemerintah Inggris, dengan besaran 2.500 poundterling per bulan untuk setiap orang.
3. Air France
Selanjutnya adalah maskapai Air France, dikabarkan telah merumahkan sementara 80 persen stafnya atau sekitar 40 ribu orang.
CEO Air France Ben Smith dalam pernyataan resminya yang dikutip dari laman situs aerotime.aero pada 17 Maret, kebijakan ini dilakukan karena kapasitas terbang turun 90 persen dan maskapai ini juga memarkir semua pesawat jenis Airbus A380s dan KLM Boeing 747s.
4. Air New Zealand
Terakhir adalah maskapai Air New Zealand yang dikabarkan telah merumahkan karyawannya sebanyak 3.500 pegawai atau setara sepertiga seluruh pegawainya pada awal April.
CEO Air New Zealand, Greg Foran, menyampaikan keputusan ini melalui email kepada para pekerjanya. Alasannya perusahaan merugi US$ 5,8 miliar karena pandemi.
“Bahkan kami memprediksi di akhir tahun perusahaan akan 30 persen lebih kecil dari sekarang,” mengutip dari Reuters, Selasa (19/5/2020).
5. Garuda Indonesia
Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia, merumahkan sementara 800 karyawan yang berstatus tenaga kerja kontrak selama tiga bulan sejak 14 Mei 2020.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan bahwa kebijakan merumahkan karyawan dengan status kontrak tersebut merupakan upaya lanjutan yang perlu ditempuh disamping upaya-upaya strategi.
"Upaya ini tentunya untuk memastikan keberlangsungan Perusahaan tetap terjaga, ditengah kondisi operasional penerbangan yang belum kembali normal sebagai dampak wabah Covid-19," ucap Irfan dalam keterangannya, Minggu (17/5/2020).