TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) meraih laba bersih sebesar Rp 538,2 miliar sepanjang kuartal I 2020.
Angka ini naik 29,7% dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Raihan laba berkode BNII ini bersumber dari peningkatan pendapatan non bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan (sustained strategic cost management).
“Ini juga sejalan dengan perbaikan dan perubahan yang kami lakukan sejak tahun lalu serta ekspektasi kami,” kata Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria dalam keterangan pers, Selasa (19/5/2020).
Lebih terperinci, pendapatan non bunga (fee based income)bank dengan kode sahamBNII ini tumbuh 16,0% menjadi Rp 597,6 miliar pada Maret 2020 dibandingkan dengan Rp 515,0 miliar pada Maret 2019 Penopang pendapatan bunga bersumber dari kenaikan pendapatan fee global market, bancassurance, investasi, dan fee transaksi jaringan elektronik (e-channel).
Masih dalam keterangan perusahaan, Maybank Indonesia (BNII) juga berhasil memperkuat dana murahnya dalam pendanaan.
Baca: Kata Mutiara Selamat Hari Raya Idul Fitri 2020 dalam Bahasa Indonesia & Inggris untuk Status Medsos
Ini tercermin dari peningkatan rasio CASA dari 31,7% menjadi 37,4% pada Maret 2020.
Pendanaan bersumber dari tabungan naik ebesar 18,1%.
Pada kuartal I 202), kredit Maybank turun sebesar 9,5% menjadi Rp 122,9 triliun.
“Ini sejalan dengan strategi kami yang konservatif dan menyesuaikan dengan postur serta risk appetite bank dalam menjaga portofolionya terutama dalam situasi pandemi seperti saat ini,” ujar Taswin.
Per Maret 2020, kredit perbankan global turun 1,7% menjadi Rp 35,3 triliun, sementara kredit Community Financial Services (CFS) non-ritel turun 17,5% menjadi Rp 46,6 triliun dan kredit CFS Ritel turun 5,6% menjadi Rp 41,1 triliun, tingkat non-performing loan (NPL) sebesar 3,6% (gross) dan 2,2% (net) pada Maret 2020 dibandingkan dengan 2,9% (gross) dan 1,7% (net) pada Maret 2019.
Bertumbuhnya dana murah sementara kredit masih konservati membuat rasio redit terhadap Simpanan (LDR) berada pada tingkat yang sehat sebesar 89,7% sementara Rasio Cakupan Likuiditas (LCR) di 154,2%, jauh melampaui kewajiban minimum sebesar 100%.
Baca: Hingga April 2020, BNI Relaksasi Kredit hingga Rp 69 Triliun
Hingga kuartal I, marjin bunga bersih (NIM) sebesar 4,96% atau lebih tinggi 14 basis point dibandingkan dengan 4,81% pada Maret 2019.
Hingga Maret 2020, rasiao Kecukupan Modal (CAR) BNII 20,6% pada Maret 2020 dibandingkan dengan 18,7% pada periode yang sama tahun lalu dan total modal Rp 26,2 triliun pada Maret 2020 dibandingkan Rp 25,9 triliun pada Maret 2019. (Kontan/Titis Nurdiana)