Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Bank Rakyat Tiongkok telah mengungkapkan rencana untuk menyiapkan mata uang digital berdaulat untuk Olimpiade Musim Dingin 2022 secara tepat waktu.
Pengumuman ini muncul di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang akhirnya mempercepat proses peralihan dari uang kertas ke uang digital.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (28/5/2020), uji coba terbatas ini sebenarnya telah berlangsung di sejumlah kota di China, mulai dari Shenzhen, Suzhou, Chengdu dan Area Baru Xiongan di provinsi utara Hebei.
Seperti yang disampaikan Gubernur Bank Sentral China Yi Gang yang mengatakan bahwa pemerintah China berencana untuk menjalankan pilot test di tempat-tempat Olimpiade, meskipun belum ada jadwal resmi terkait hal ini.
Baca: Aurel Hermansyah Singgung KD yang Tak Kunjung Balas WhatsApp, Raul Lemos Balas Sindir Pedas
Baca: Klasemen & Top Skor Bundesliga Pekan 28, Bayern Munchen Kokoh di Puncak, Lewandowski Tak Tergoyahkan
Baca: Jadwal Live Streaming TVRI Belajar dari Rumah Kamis 28 Mei, Festival Video Edukasi: Bagong
Seorang anggota Dewan Negara yang mengetahui proyek tersebut namun enggan disebutkan namanya menyampaikan bahwa jika pemerintah puas dengan hasil tes tahun ini, maka mata uang digital akan segera dikeluarkan tahun depan.
Kalau tidak puas, uji coba akan kembali dilakukan pada tahun 2021.
Perlu diketahui, Yuan digital akan ditautkan ke nomor para pengguna ponsel cerdas (smartphone), dengan transaksi yang bisa dilakukan hanya melalui aplikasi.
Mekanismenya adalah pengguna akan dapat mentransfer uang antar rekening hanya dengan melakukan klik pada ponsel masing-masing, kemudahan penggunaannya disebut seperti layaknya memiliki uang tunai secara fisik.
Mata uang tersebut akan menjadi alat pembayaran yang sah, sehingga dapat ditukar tanpa membutuhkan bank sebagai perantara.
Ukuran transaksi pun akan dibatasi berdasarkan verifikasi identitas.
Bagi yang bertransaksi menggunakan nomor ponsel saja, hanya bisa melakukan transaksi dalam jumlah kecil.
Namun jika pengguna memberikan bukti identitas atau foto kartu debit yang mereka miliki, tentunya akan meningkatkan batas dari jumlah transaksi itu.
Yang menjadi catatan penting adalah tindakan yang dicurigai terindikasi kriminal akan langsung terungkap melalui riwayat transaksi.
Kepala Eksekutif Otoritas Moneter Hong Kong, Eddie Yue menilai bahwa sast ini menjadi sangat mudah untuk menggunakan dan mempopulerkan teknologi pembayaran yang baru.
Hal itu karena meningkatnya jumlah kasus corona telah membuat para konsumen lebih cenderung memilih menggunakan mata uang digital daripada uang tunai fisik.