TRIBUNNEWS.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot melemah tipis ke Rp 14.133 per dolar AS, Jumat (12/6/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, posisi melemah 0,80 persen dibandingkan penutupan Kamis (11/6/2020), yakni Rp 14.020 per dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah mengatakan pelemahan rupiah hari ini bersifat sementara.
Hal itu dikarenakan pengaruh sentimen global dari jatuhnya pasar saham AS.
"Jatuhnya pasar saham AS dipicu oleh gelombang kedua wabah virus Covid-19 di AS yang telah menginfeksi 2 juta orang," kata Nanang dalam keterangannya, Jumat (12/6/2020) dikutip Tribunnews dari Kompas.com.
Untuk membuat rupiah tak melemah terlalu tajam dan kembali perkasa, Bank Indonesia hari ini melakukan stabilisasi nilai tukar di pasar spot dan DNDF.
Dia menambahkan, rupiah masih memiliki ruang penguatan karena posisinya masih undervalued.
Sebab, defisit transaksi berjalan akan turun dan inflasi akan terjaga rendah.
"Neraca perdagangan Mei diperkirakan akan mengalami surplus signifikan. Hal ini sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia, yang memprakirakan defisit transaksi berjalan 2020 akan menurun menjadi di bawah 2 persen PDB, dari prakiraan sebelumnya 2,5 persen - 3 persen PDB," tutur Nanang.
Dikutip Kontan.co.id, kali ini posisi rupiah memimpin pelemahan mata uang Asia lainnya.
Selain rupiah, won Korea juga melemah 0,61%, ringgit Malaysia melemah 0,42%, yen Jepang melemah 0,29%, rupee India melemah 0,17%, dan yuan China melemah 0,15% terhadap dolar AS.
Kemudian, mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS adalah baht Thailand dengan kenaikan 0,37%.
Disusul dolar Singapura yang menguat 0,25%, dolar Taiwan menguat 0,11%, pesso Filipina menguat 0,02% dan dolar Hong Kong menguat 0,004%.
Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia ada di 96,62, menguat dari sehari sebelumnya berada di 95,73.