Yuk, kita, cek satu per satu.
Uang logam kelapa sawit ini sering disebut pula dengan sebutan koin bimetal. Maklum, secara kasat mata kita melihat dua jenis logam yang menjadi bahan baku pembuatannya.
Ada lingkaran luar logam berwarna putih keperakan dan lingkaran logam berwarna kuning keemasan.
Situs Bank Indonesia (BI) memuat penjelasan komposisi asli logam uang koin kelapa sawit ini.
Lingkaran luar koin kelapa sawit terbuat dari cupro nikel sedangkan lingkaran dalam berbahan aluminium bronze (aluminium tembaga).
Dibandingkan dengan uang logam keluaran BI yang lain, koin kelapa sawit ini sepertinya satu-satunya koin bimetal terbitan bank sentral Indonesia itu.
Keistimewaan berikutnya juga bisa kita telisik dari daftar uang logam di situs BI.
Uang koin kelapa sawit terbit pertama kali pada tanggal 8 Maret 1993. Sebelum itu belum pernah BI mengeluarkan uang logam pecahan Rp 1.000 rupiah.
Nah, jadi, koin kelapa sawit adalah uang logam pecahan Rp 1.000 yang pertama di Indonesia.
Keistimewaan lain uang koin kelapa sawit terletak pada temanya. Koin ini merupakan satu-satunya uang logam BI yang bertema tanaman perkebunan.
Ada satu koin BI yang bertema tanaman, tapi bunga-bungaan: koin Rp 500 bunga melati. Koin BI yang lain kebanyakan bertema burung, yaitu burung Kepodang (Rp 50), Kakak Tua (Rp 100), serta Jalak Bali (Rp 200).
Dilihat dari bobotnya, uang koin kelapa sawit ini adalah uang logam keluaran Bank Indonesia dengan bobot berberat, yaitu 8,6 gram.
Adapun dari diameter alias garis tengah, koin kelapa sawit berada di urutan kedua (26 mm) kalah gede dari koin bunga melati pecahan Rp 500 bunga.
Itulah beberapa keistimewaan uang koin kelapa sawit yang beberapa hari terakhir viral karena ada yang menjualnya dengan harga sampai miliaran.