Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Industri e-commerce disebut mampu membantu perusahaan-perusahaan Rusia untuk memperluas kehadiran mereka pada salah satu pasar konsumen terbesar di dunia, China.
Pernyataan tersebut disampaikan perwakilan perdagangan Rusia di negara itu, Sergey Iniushin.
"Bisnis kecil dan menengah Rusia tidak boleh berjuang sampai ke pasar China secara terpisah. Kehadiran Rusia di pasar China harus diperluas di masa depan dengan bantuan operator e-commerce besar," kata Iniushin kepada media Rusia pada awal pekan ini.
Ia menambahkan bahwa para pengecer dapat mengembangkan logistiknya di China dan memasok produk-produk dari Rusia.
Baca: Saatnya Rebut Peluang Bisnis e-Commerce Saat Pandemi Covid-19
Menurutnya, raksasa e-commerce China, Alibaba, bisa menjadi salah satu pendorong utama dalam meningkatkan kerja sama bisnis antara kedua negara.
Ia menilai Rusia memiliki hubungan yang dekat dengan bos Alibaba dan sedang berusaha mendorong operator China itu agar meningkatkan pengiriman produk-produk dari Rusia ke China.
Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (21/6/2020), tahun lalu, Alibaba meluncurkan perusahaan patungan dengan menggunakan dana kekayaan negara Rusia, perusahaan IT Mail.ru Group dan salah satu operator seluler domestik terkemuka, MegaFon.
Baca: Menkop Dorong E-commerce Fasilitasi Laman Khusus Produk UMKM Lokal
Kepala Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) Kirill Dmitriev pun mengumumkan kesepakatan tersebut dan mengatakan bahwa hal itu akan memungkinkan pemasok Rusia dalam mencapai total 1,5 miliar pelanggan di China dan seluruh dunia.
Rusia dan China juga berencana untuk menggandakan volume perdagangan selama beberapa tahun mendatang.
Sehingga perlu memiliki struktur yang baik untuk melakukan penyelesaian bersama dan menyelesaikan masalah terkait.
"Bank Rusia juga akan memiliki fungsi memberikan dukungan kepada klien, itu akan membantu para peserta kegiatan ekonomi internasional. Ada kemungkinan juga dalam waktu dekat ini kita akan melihat dukungan itu, baik dari bank Rusia maupun rantai ritel Rusia di China," kata Dmitriev.