News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak Rupiah

Melemah, Rupiah Berada di Level Rp 14.150 per Dolar AS, Senin 22 Juni 2020, Ini Faktor-faktornya

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pegawai menunjukan uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di gerai penukaran uang Ayu Masagung di Jalan Kramat Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (19/3/2020). Nilai tukar rupiah terus tertekan sejak beberapa pekan terakhir, terutama setelah merebaknya wabah virus covid-19. Rupiah, kini selalu berada di atas Rp 15 ribu per dolar AS.

TRIBUNNEWS.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditutup melemah ke Rp 14.150 per dolar AS, Senin (22/6/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, posisi rupiah melemah 0,35 persen dibandingkan penutupan Jumat (19/6/2020), yakni Rp 14.100 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah terdorong oleh dampak virus Covid-19 terhadap ekonomi Indonesia.

Meskipun tidak separah negara-negara lainnya, terutama di kawasan Asia Tenggara, pemerintah juga tidak terlalu percaya diri menghadapi gejolak tersebut.

“Pemerintah maupun Bank Indonesia merevisi pertumbuhan ekonomi di kuartal II walaupun revisinya berbeda, ini menandakan kepercayaan Pemerintah kembali pudar sehingga pasar kembali apatis,” kata Ibrahim dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.

Baca: Awal Pekan, Harga Emas Antam Dipatok Rp907 Ribu per Gram

Baca: Rupiah Hari Ini, Senin 22 Juni 2020 Menguat ke Rp 14.209 per Dolar AS, Berikut Kurs di 5 Bank

Dari sisi eksternal, Bank Dunia, IMF maupun OECD mengumumkan perkembangan pertumbuhan ekonomi di tahun 2020.

Di mana pada pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 akan terjadi kontraksi sesuai perkembangan pandemi Covid-19 yang terus merebak saat ini.

Sehingga, kondisi tersebut dapat membuat pasar kembali bergolak.

“Dalam 2 minggu ini pasar difokuskan pada peningkatan kasus pandemi virus corona di banyak negara bagian AS, serta infeksi baru yang terdeteksi di Beijing, Jerman dan Australia,” kata Ibrahim.

Meski demikian, jumlah kasus di Beijing menurun karena pihak berwenang setempat membatasi pergerakan orang di ibukota China.

Selain itu, juga meningkatkan langkah-langkah lain untuk mencegah penyebaran virus.

“Risiko gelombang kedua Covid-19 tersebut dapat memperburuk sentimen pelaku pasar terhadap pertumbuhan ekonomi global,” tambah Ibrahim.

ILUSTRASI. Teller Bank menghitung mata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (7/4). Rupiah hari Senin (13/4) ini menguat 2,46% ke Rp 15.840 per dolar AS di kurs Jisdor. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)

Dilansir Kontan.co.id, hingga pukul 15.00 WIB, mata uang di kawasan bergerak secara beragam.

Won Korea Selatan menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam setelah turun 0,47%.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini