Djumariah kembali menegaskan bahwa era New Normal menjadi satu momen perubahan bagi para nasabah dalam memanfaatkan potensi investasi secara lebih cermat.
"Keadaan normal baru memberikan ruang bagi kita untuk berpikir lebih cermat dalam memanfaatkan potensi investasi terutama bagi nasabah PermataBank. Sejalan dengan visi kami untuk menjadi Bank pilihan yang memberikan nilai bermakna bagi nasabah, kami akan selalu meyediakan layanan yang simple, fast, dan reliable terutama dalam berinvestasi," pungkas Djumariah.
Menurut data riset PermataBank untuk Kepemilikan Asing Pasar Obligasi, total dana yang keluar dari pasar obligasi Indonesia pada Maret 2020 mencapai Rp 140 triliun.
Sementara periode April hingga Mei 2020 mulai terlihat ada aliran dana yang masuk.
Indonesia sendiri adalah negara yang memiliki perbedaan imbal hasil paling tinggi dengan US Treasury sebesar 7,12 persen.
Ini merupakan salah satu indikator penting bagi para investor asing untuk berinvestasi kembali di Pasar Obligasi Indonesia.
Selain pasar obligasi, pasar saham pun saat ini sudah terkoreksi, sehingga valuasi saham di Indonesia menjadi sangat relatif murah jika dibandingkan negara lainnya dengan Price to Earning (PE) Ratio sebesar 12,5 kali dan perbedaan PE Difference sebesar -3,66.