Berbagai optimalisasi yang saat ini tengah dilakukan, menjadi bukti bahwa kebijakan restrukturisasi terhadap TubanPetro merupakan langkah tepat. Kini, TubanPetro konsisten melakukan perluasan kapasitas produksi di anak usaha. Perusahaan optimistis bahwa bisnis petrokimia ke depan akan tetap cerah.
Apalagi di tengah Covid-19 berbagai produk alat kesehatan yang notabene memerlukan berbagai bahan baku dari petrokimia, dari sisi permintaan terus tumbuh. Seperti kebutuhan untuk produk APD, kantong infus, obat-obatan, hingga masker medis.
“Saat ini proyek penugasan untuk memperbesar kapasitas produksi paraxylene di TPPI terus berjalan. Untuk kapasitas produksi di anak usaha, tidak ada pengurangan sama sekali,” tegas Sukriyanto.
Sukriyanto melanjutkan, saat ini juga telah dilakukan peningkatan kapasitas produksi polypropylene salah satu anak usaha TubanPetro, yakni PT Polytama Propindo (Polytama). Pabrik Polytama yang sebelumnya memproduksi 240 ribu metrik ton per tahun, kini dapat memproduksi 300 ribu metrik ton per tahun.
Ke depan akan dibangun pula pabrik penghasil polypropylene kedua yang menggandakan kapasitas produksi saat ini, mengingat permintaan domestik atas polypropylene yang masih sangat tinggi.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati sebelumnya menyampaikan, dua proyek di TPPI terus berjalan yakni revamping untuk aromatic dan pembangunan unit produksi olefin. Dua proyek tersebut akan dituntaskan di akhir 2022 sesuai janji kepada Presiden Jokowi.
Artikel Ini Sudah Tayang di KONTAN, dengan judul: TPPI menerima pengelolaan kilang elpiji Tuban LPG Indonesia (TLI) dari negara